Bismillahirrahmanirrahim
#onedayonewriting
#day5
Terkadang, kasih sayang yang diberikan ayah itu berbeda. Tidak pernah
tersurat seperti sosok ibu, tetapi selalu tersirat. Ketika ibu mengecup kening
dan membelai rambutku dipagi hari. Ayah cukup mengulurkan tangannya untuk
kemudian disalami. Kalau ibu memberikanku apa yang aku minta, maka ayah
mendidikku untuk menjadi pribadi yang merasa cukup atas apa yang dipunya. Aku sering
dimarahi olehnya, dan aku baru sadar. Itu adalah wujud kasih sayang
terbesarnya, bukan karena kebencian melainkan karena kekhawatiran. Ayah, aku
memang tidak pernah berkata aku mencintaimu. Tapi jauh di dalam hatiku, aku
selalu teringat akan dirimu jika diluar sana aku melihat seorang anak sd
diantar jemput oleh ayahnya. Percayalah yah, kau itu istimewa lebih dari
apapun. Dan kau adalah lelaki terbaik yang berjasa dalam hidupku. Kau ajarkanku
akan ketegasan dan kuatnya pendirian. Bahwa, apapun yang terjadi diluar sana. Kita
tetap harus menjadi pribadi yang berani melawan kebathilan dan memperjuangkan
kebaikkan. Ayah, izinkan aku untuk menjadi aset berhargamu, yang kelak dapat
membeli mahkota dari cahaya dan memakaikannya untukmu.
Terimakasih ya Allah yang telah menganugerahiku sosok ayah yang aku panggil
dengan sebutan papah. Ia berjasa sekali dalam hidupku. Ia mengenalkanku akan
ilmu pengetahuan yang tak ada batasnya dan juga keberanian untuk menjadi
pribadi yang melawan arus. Demi memperjuangkan kebenaran.
Shinta Larasati Widjanarko
Pondok Labu
11.59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar