Bismillahirrahmanirrahim
#onedayonewriting
#day7
Maaf yang disana, bisakah kau rendahkan pelupuk matamu? Aku merasa
terganggu karena kau memelototiku seperti seorang tawanan. Maaf yang disana,
bisakah kau tahan dulu rangkaian tuntutan yang kan menghujam diriku? Aku harus
menahan beban 10kilo yang diletakkan di punggung rentaku. Maaf yang disana? Bisakah
kau perhalus lantunan kasar caci makimu? Aku disini sedang memperbaiki hati
yang hancur berserkan tertembak peluru hinaan. Maaf yang disana? Bisakah kau perlambat
putaran jam yang terus berdentang? Aku disini berusaha kesana kemari mencari
jam mati agar waktu tak lagi kabur tanpa basa basi. Maaf yang disana? Bisakah
kau perhatikan sekelilingmu? Aku disini sedang membujuk raga yang kian hari
kian lemah ini. Maaf yang disana? Bisakah nego dengan Tuhanmu? Agar mundur dari
peperangan menjadi hal yang biasa dan tak menimbulkan dosa.
Ah sudahlah, aku ini manusia biasa dengan sejuta kelemahan. Tapi seseorang
memintaku menjadi malaikat dengan sejuta kelebihan. Hahaha
Sudahlah, kau tak kan mengerti maksud hati ku. Bukankah aku selama ini
hanya berbicara pada jiwa kosong yang berbalut raga palsu? Yang tidak pernah
memerdulikan kondisi dan kerjanya hanya menuntut sepanjang waktu.
Sudahlah, tak usah basa basi lagi. Aku hanya ingin menjernihkan otak yang
selama ini terendam air keruh kepayahan. Aku butuh waktu menyendiri. Sudah ya.
Shinta Larasati Widjanarko
22.55
Pondok Labu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar