Bismillahirrahmanirrahim
#onedayonewriting
#day2
Tidak mudah memang menahan rasa, entah mengapa akhir-akhir ini langit biru
itu berubah menjadi merah muda. Aspal yang keras dan panas menjadi empuk nan
sejuk. Guntur menggelegar nan mengagetkan menjadi berwarna warni layaknya
pelangi. Ini bodoh juga konyol. Banyak hal yang semestinya dibereskan, namun
kembali lagi memikirkan hal seperti ini. Rasanya ingin membenturkan kepala
ke tiang agar menjadi lupa ingatan. Semoga
Allah selalu mengampuni dosa hambaNya terutama ia yang sedang mengernyitkan
dahi kebingungan dengan tulisannya sendiri. Oh aku lupa ternyata, alat perangku
tertinggal di dalam langgar. Pantas saja aku selalu kalah ketika berperang
melawan setan. Besok aku akan bangun lebih pagi, mengisi amunisi peralatan
perang. Harganya memang tidak mahal, namun perjuangan mendapatkannya tidaklah
mudah. Cukup dengan dzikir pagi petang, tilawah minimal sepuluh halaman, shalat
rawatib, tahajud, dhuha, dan shalat awal waktu. Ah aku melupakan senjata
termahalku itu. semoga Allah berkenan membangunkanku esok untuk mengisi amunisi
sebelum kemudian seharian harus berperang kembali. Mudahkanlah wahai Rabbku :)
Shinta Larasati Widjanarko
22.31
Pondok Labu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar