Kamis, 13 Agustus 2015

masih menunggu



Bismillahirrahmanirrahim


#onedayonewriting

#day2


Tidak mudah memang menahan rasa, entah mengapa akhir-akhir ini langit biru itu berubah menjadi merah muda. Aspal yang keras dan panas menjadi empuk nan sejuk. Guntur menggelegar nan mengagetkan menjadi berwarna warni layaknya pelangi. Ini bodoh juga konyol. Banyak hal yang semestinya dibereskan, namun kembali lagi memikirkan hal seperti ini. Rasanya ingin membenturkan kepala ke tiang  agar menjadi lupa ingatan. Semoga Allah selalu mengampuni dosa hambaNya terutama ia yang sedang mengernyitkan dahi kebingungan dengan tulisannya sendiri. Oh aku lupa ternyata, alat perangku tertinggal di dalam langgar. Pantas saja aku selalu kalah ketika berperang melawan setan. Besok aku akan bangun lebih pagi, mengisi amunisi peralatan perang. Harganya memang tidak mahal, namun perjuangan mendapatkannya tidaklah mudah. Cukup dengan dzikir pagi petang, tilawah minimal sepuluh halaman, shalat rawatib, tahajud, dhuha, dan shalat awal waktu. Ah aku melupakan senjata termahalku itu. semoga Allah berkenan membangunkanku esok untuk mengisi amunisi sebelum kemudian seharian harus berperang kembali. Mudahkanlah wahai Rabbku :)


Shinta Larasati Widjanarko


22.31

Pondok Labu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar