Senin, 12 Oktober 2015

sajak tak berbunyi



Bismillahirrahmanirrahim

Kelopak bunga aroma mekar yang bersahutan, terhempas terkapar lalu mencium bibir rerumputan

Eloknya angin menidurkan sari, jatuh hati pada tanah gersang tanpa pernah mengobral sejuknya mentari

Sebongkah batu, terpojokkan oleh cercahan air, mengokohkan diri dengan pasrah akan kehadiran sebuah lubang di sudut tepian

Sayup sayup kudengar lantunan peluh yang menyapu debu taman ilalang

Kucoba berdiri dan berlari meninggalkan kawanan

Tapi apa daya, jiwa kritis disandingkan oleh raga sakit 

Hanya menghantarkanku pada malaikat pencabut nyawa, kemudian tertidur selamanya

SLW
22.54
Pondok Labu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar