Senin, 12 Oktober 2015

Berlari



Bismillahirrahmanirrahim

Berlari

Disudut desa yang sepi tak berbunyi

Aku menunggu, ia mencari

Tertunduk di alam bawah sadar yang suci

Sembari mengernyitkan dahi, aku bertutur pada sebuah bara api

Ia mencari serpihan diri

Aku pun berlari tanpa henti, ia mengamuk tak karuan unjuk gigi

Aku pun terhenti, ia hening dalam sebuah himpitan ambisi

Ia memaksaku membuka hati dengan kuasanya

Aku membungkamnya dengan memori merah muda

Ia berteori

Aku menyimak

Aku mematung

Ia berirama

Begitulah kami, bagai rembulan dan malam

Sempurna, dalam sebuah kepalsuan

Hari tidak kan pernah seindah ini, jika tak ada hati yang berbau aroma mawar

Guntur tak akan pernah se merdu ini, jika kau dan ku tak pernah dipertemukan

Namun, takdir memaksaku terus berlari 

Menafsir dan mengeja apa itu mati

SLW
21.48
Pondok Labu

                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar