Bismillahirrahmanirrahim
Berlari
Disudut desa yang sepi tak
berbunyi
Aku menunggu, ia mencari
Tertunduk di alam bawah
sadar yang suci
Sembari mengernyitkan
dahi, aku bertutur pada sebuah bara api
Ia mencari serpihan diri
Aku pun berlari tanpa
henti, ia mengamuk tak karuan unjuk gigi
Aku pun terhenti, ia
hening dalam sebuah himpitan ambisi
Ia memaksaku membuka hati
dengan kuasanya
Aku membungkamnya dengan
memori merah muda
Ia berteori
Aku menyimak
Aku mematung
Ia berirama
Begitulah kami, bagai rembulan
dan malam
Sempurna, dalam sebuah kepalsuan
Hari tidak kan pernah
seindah ini, jika tak ada hati yang berbau aroma mawar
Guntur tak akan pernah se
merdu ini, jika kau dan ku tak pernah dipertemukan
Namun, takdir memaksaku
terus berlari
Menafsir dan mengeja apa
itu mati
SLW
21.48
Pondok Labu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar