Rabu, 09 Juli 2014

PKMF



Bismillahirrahmanirrahim
Bonjour


Saya ingin berbagi cerita ketika saya mengikuti PKMFBS(Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni) pada tanggal 13,14, dan 15 Juni silam. Dilaksanakan di mega mendung tepatnya di villa abah herman. Sebelum hari H, saya sangat merasa under pressure, karena tugas yang diberikan untuk peserta tidaklah sedikit dan saya sangat khawatir tidak dapat menyelesaikan semuanya dengan baik. Beberapa hari sebelum hari H saya memiliki banyak agenda yang lumayan menyita waktu dan membuat saya harus berfikir keras bagaimana dapat menyelesaikan tugas-tugas PKMF dengan baik. Diantara tugas tersebut adalah membuat essay mengenai perekonomian, dan saya mengambil tema BBM bersubsidi. Singkat cerita, alhamdulillah saya dapat menyelesaikan semua tugas dengan baik. Kami berangkat ke villa pada tanggal 13 juni tepat pukul 16.00 WIB, sebelum itu semua kami sudah dibagi menjadi 8 kelompok dan saya bagian dari kelompok 2. Saya berangkat ke tempat tujuan bersama kelompok saya dan kelompok 7. Entah kebetulan atau tidak kami memang bertemu di dalam bus yang sama menuju ciawi. Alhamdulillah kira-kira 2 jam perjalanan ditempuh dari Jakarta menuju Ciawi. Setelah sampai di ciawi kami meneruskan perjalanan dengan naik angkot menuju mega mendung, azan isya sudah berkumandang dan kami tepat menapakkan kaki di sebuah gang yang terletak di pinggir jalan. Ternyata, kami harus berjalan kaki menuju villa abah herman, dan waktu sudah menunjukkan pukul 19.10 WIB. Jalanan yang kami lewati tidaklah mudah, terkadang menanjak terkadang menurun, lelah pasti namun menyenangkan. Alhamdulillah kami sampai tempat tujuan dengan disambut oleh panitia seksi KDSP, kami diberi waktu untuk bersiap-siap menuju aula utama untuk pembukaan acara PKMF. Kami berganti pakaian dan memakai almamater hijau, almamater UNJ. Kami harus bergegas menuju tempat dilaksanakannya acara, ternyata yang lain sudah siap pada posisinya masing-masing ketua kelompok berada di barisan paling depan dan diikuti oleh pasukannya dibelakang kecuali kelompok 2,yang duduk dibarisan depan bukanlah sang ketua, entah mengapa namun itu pilihan kak Furqon-ketua kelompok 2- ternyata acara malam hari itu bukan hanya sambutan-sambutan oleh para Ketua melainkan juga presentasi tugas kelompok yaitu anjangsana ke berbagai Fakultas yang telah ditentukan sebelumnya oleh panitia. Setelah agak larut kami pun diperkenankan untuk kembali ke kamar masing-masing yang telah ditentukan untuk tidur dan beristirahat. Keesokan harinya pada pukul 03.00 dini hari kami dibangunkan oleh sie KDSP untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan Qiyamul Lail secara berjamaah. Setelah itu kami melanjutkan tilawah Qur’anul kariim lalu shalat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan pembacaan al-ma’tsurat. Setelah itu kami senam pagi bersama, diiringi lagu yang saya sendiri tidak paham itu lagu apa. Ketika kami sudah menghabiskan sarapan pagi, kami harus melanjutkan agenda berikutnya yaitu melanjutkan presentasi semalam yang tertunda dan dilanjutkan dengan materi teknik negosiasi oleh bang Derby setelah itu kami berdiskusi oleh kak Milka dan ka erricha mengenai pendidikan kontemporer. Ba’da zuhur materi selanjutnya adalah manajemen aksi, waw ini adalah  pertama kalinya saya mengikuti sesuatu yang berhubungan dengan aksi. Disampaikan oleh Kak Fajar Tri Nugroho dengan penuh semangat. Beliau menyampaikan bahwa mahasiswa bukan hanya sekedar status melainkan lebih dari itu. Mahasiswa adalah agen perubahan, penyalur aspirasi rakyat, ya mahasiswa adalah wakil rakyat. Hakikat mahasiswa adalah mereka yang selalu bergerak dan memerjuangkan aspirasi rakyat. Pemerintah berada di lapisan atas, rakyat berada di lapisan bawah dan yang ditengah-tengah adalah mahasiswa. Kak Fajar menerangkan kalau yang dilakukan mahasiswa adalah mengawasi apa yang dilakukan oleh pemerintah. Mengapa ada aksi? Karena itulah yang dilakukan mahasiswa untuk menegur pemerintah agar kembali ke koridor yang benar. Tidak selamanya aksi itu anarkis, mahasiswa zaman sekarang sudah cerdas dan mengemas aksi menjadi lebih baik dan apik. Manajemen aksi salah satu kegiatan yang menantang dan seru. Hidup Mahasiswa! Tak terasa hari sudah sore, saya dan teman-teman diperkenankan untuk mengganti pakaian sekaligus shalat ashar. Lelah dan kebahagiaan bercampur menjadi satu, saya menemukan banyak saudara dan saudari baru di sana. Ba’da isya kami melanjutkan materi yaitu kokohkan kaderisasi oleh bang asep. Kaderisasi bisa dibilang merupakan jantung sebuah organisasi. Kalau jantungnya terus berdetak maka organisasinya baik tetapi kalau jantungnya berhenti maka matilah organisasi tersebut. Kaderisasi juga bertugas menjaga kestabilan suatu organisasi, serta sebagai pemersatu. Lalu bagaimana jika ada masalah internal di kaderisasi itu sendiri? Saya mengajukkan pertanyaan tersebut. Seharusnya, yang terdapat di dalam kaderisasi tersebut merupakan orang-orang yang sudah paham apa tugas dan kewajiban mereka. Tetapi jika hal itu sudah terlanjur terjadi, hal yang harus dilakukan adalah pembinaan ulang oleh ketua mereka dan juga penyadaran akan tugas seorang kader di dalam suatu organisasi, begitu kata kang asep. Setelah materi itu selesai, kami melanjutkan dengan presentasi dari tiap-tiap kelompok. Di pagi harinya seperti biasa, kami menyelesaikan bacaan Qur’an dan Alma’tsurat setelah menunaikan qiyamul lail. Setelah itu kami senam pagi dengan semangat karena hari itu adalah hari terakhir kami di villa abah herman. Di hari terakhir itu tidak ada lagi materi, yang ada hanya outbond. Saya sangat excited sekaligus agak was-was, mengapa? Saya takut pakaian saya yang bersih itu menjadi kotor karena seperti yang kita tahu outbond itu pasti identik dengan kotor-kotoran, ternyata tidak sama sekali. Pos pertama kami hanya disuruh untuk membuat koran menjadi pakaian kemudian dipakaikan ke salah satu teman kami. Setelah itu kami harus membuat aksesoris dari dedaunan. Waahh seru sekali :D, di pos kedua kelompok kami yang menamakan diri bajigur harus rela basah-basahan karena harus mengambil bola apung yang terdapat di kolam renang.  Setelah itu di pos ketiga kami harus menmbawa segelas air namun dengan satu tangan dengan berpasangan dengan teman kita. menyenangkan sekali!dan permainan terakhir yaitu seluruh peserta dibagi menjadi 2 kelompok kemudian kami bermain sepak bola tetapi memakai tangan. Ya, gawang kami memakai kardus dan kipernya pun terdapat beberapa orang, kurang lebih permainan ini seperti bermain basket. Tak terasa matahari kian terik, artinya kami harus bebenah dan bersiap untuk kembali ke Jakarta. setelah menunggu selama beberapa jam akhirnya tronton yang ditunggu datang juga. Sampai jumpa di PKMF selanjutnya! Pengalaman yang tidak terlupakan :D



Jurusan Bahasa Prancis

 Semoga Bermanfaat
Shinta Larasati Widjanarko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar