Bismillahirrahmanirrahim
Bonjour
Saya ingin berbagi cerita
ketika saya mengikuti PKMFBS(Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Bahasa
dan Seni) pada tanggal 13,14, dan 15 Juni silam. Dilaksanakan di mega mendung
tepatnya di villa abah herman. Sebelum hari H, saya sangat merasa under pressure, karena tugas yang
diberikan untuk peserta tidaklah sedikit dan saya sangat khawatir tidak dapat
menyelesaikan semuanya dengan baik. Beberapa hari sebelum hari H saya memiliki
banyak agenda yang lumayan menyita waktu dan membuat saya harus berfikir keras
bagaimana dapat menyelesaikan tugas-tugas PKMF dengan baik. Diantara tugas
tersebut adalah membuat essay mengenai perekonomian, dan saya mengambil tema
BBM bersubsidi. Singkat cerita, alhamdulillah saya dapat menyelesaikan semua
tugas dengan baik. Kami berangkat ke villa pada tanggal 13 juni tepat pukul
16.00 WIB, sebelum itu semua kami sudah dibagi menjadi 8 kelompok dan saya
bagian dari kelompok 2. Saya berangkat ke tempat tujuan bersama kelompok saya
dan kelompok 7. Entah kebetulan atau tidak kami memang bertemu di dalam bus
yang sama menuju ciawi. Alhamdulillah kira-kira 2 jam perjalanan ditempuh dari
Jakarta menuju Ciawi. Setelah sampai di ciawi kami meneruskan perjalanan dengan
naik angkot menuju mega mendung, azan isya sudah berkumandang dan kami tepat
menapakkan kaki di sebuah gang yang terletak di pinggir jalan. Ternyata, kami
harus berjalan kaki menuju villa abah herman, dan waktu sudah menunjukkan pukul
19.10 WIB. Jalanan yang kami lewati tidaklah mudah, terkadang menanjak
terkadang menurun, lelah pasti namun menyenangkan. Alhamdulillah kami sampai
tempat tujuan dengan disambut oleh panitia seksi KDSP, kami diberi waktu untuk
bersiap-siap menuju aula utama untuk pembukaan acara PKMF. Kami berganti
pakaian dan memakai almamater hijau, almamater UNJ. Kami harus bergegas menuju
tempat dilaksanakannya acara, ternyata yang lain sudah siap pada posisinya
masing-masing ketua kelompok berada di barisan paling depan dan diikuti oleh
pasukannya dibelakang kecuali kelompok 2,yang duduk dibarisan depan bukanlah
sang ketua, entah mengapa namun itu pilihan kak Furqon-ketua kelompok 2-
ternyata acara malam hari itu bukan hanya sambutan-sambutan oleh para Ketua
melainkan juga presentasi tugas kelompok yaitu anjangsana ke berbagai Fakultas
yang telah ditentukan sebelumnya oleh panitia. Setelah agak larut kami pun
diperkenankan untuk kembali ke kamar masing-masing yang telah ditentukan untuk
tidur dan beristirahat. Keesokan harinya pada pukul 03.00 dini hari kami
dibangunkan oleh sie KDSP untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan Qiyamul
Lail secara berjamaah. Setelah itu kami melanjutkan tilawah Qur’anul kariim
lalu shalat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan pembacaan al-ma’tsurat.
Setelah itu kami senam pagi bersama, diiringi lagu yang saya sendiri tidak paham
itu lagu apa. Ketika kami sudah menghabiskan sarapan pagi, kami harus
melanjutkan agenda berikutnya yaitu melanjutkan presentasi semalam yang
tertunda dan dilanjutkan dengan materi teknik negosiasi oleh bang Derby setelah
itu kami berdiskusi oleh kak Milka dan ka erricha mengenai pendidikan
kontemporer. Ba’da zuhur materi selanjutnya adalah manajemen aksi, waw ini
adalah pertama kalinya saya mengikuti
sesuatu yang berhubungan dengan aksi. Disampaikan oleh Kak Fajar Tri Nugroho
dengan penuh semangat. Beliau menyampaikan bahwa mahasiswa bukan hanya sekedar
status melainkan lebih dari itu. Mahasiswa adalah agen perubahan, penyalur
aspirasi rakyat, ya mahasiswa adalah wakil rakyat. Hakikat mahasiswa adalah mereka
yang selalu bergerak dan memerjuangkan aspirasi rakyat. Pemerintah berada di
lapisan atas, rakyat berada di lapisan bawah dan yang ditengah-tengah adalah
mahasiswa. Kak Fajar menerangkan kalau yang dilakukan mahasiswa adalah
mengawasi apa yang dilakukan oleh pemerintah. Mengapa ada aksi? Karena itulah
yang dilakukan mahasiswa untuk menegur pemerintah agar kembali ke koridor yang
benar. Tidak selamanya aksi itu anarkis, mahasiswa zaman sekarang sudah cerdas
dan mengemas aksi menjadi lebih baik dan apik. Manajemen aksi salah satu
kegiatan yang menantang dan seru. Hidup Mahasiswa! Tak terasa hari sudah sore,
saya dan teman-teman diperkenankan untuk mengganti pakaian sekaligus shalat
ashar. Lelah dan kebahagiaan bercampur menjadi satu, saya menemukan banyak
saudara dan saudari baru di sana. Ba’da isya kami melanjutkan materi yaitu
kokohkan kaderisasi oleh bang asep. Kaderisasi bisa dibilang merupakan jantung
sebuah organisasi. Kalau jantungnya terus berdetak maka organisasinya baik
tetapi kalau jantungnya berhenti maka matilah organisasi tersebut. Kaderisasi
juga bertugas menjaga kestabilan suatu organisasi, serta sebagai pemersatu. Lalu
bagaimana jika ada masalah internal di kaderisasi itu sendiri? Saya mengajukkan
pertanyaan tersebut. Seharusnya, yang terdapat di dalam kaderisasi tersebut
merupakan orang-orang yang sudah paham apa tugas dan kewajiban mereka. Tetapi
jika hal itu sudah terlanjur terjadi, hal yang harus dilakukan adalah pembinaan
ulang oleh ketua mereka dan juga penyadaran akan tugas seorang kader di dalam
suatu organisasi, begitu kata kang asep. Setelah materi itu selesai, kami
melanjutkan dengan presentasi dari tiap-tiap kelompok. Di pagi harinya seperti
biasa, kami menyelesaikan bacaan Qur’an dan Alma’tsurat setelah menunaikan
qiyamul lail. Setelah itu kami senam pagi dengan semangat karena hari itu
adalah hari terakhir kami di villa abah herman. Di hari terakhir itu tidak ada
lagi materi, yang ada hanya outbond. Saya sangat excited sekaligus agak was-was, mengapa? Saya takut pakaian saya
yang bersih itu menjadi kotor karena seperti yang kita tahu outbond itu pasti
identik dengan kotor-kotoran, ternyata tidak sama sekali. Pos pertama kami
hanya disuruh untuk membuat koran menjadi pakaian kemudian dipakaikan ke salah
satu teman kami. Setelah itu kami harus membuat aksesoris dari dedaunan. Waahh seru
sekali :D, di pos kedua kelompok kami yang menamakan diri bajigur harus rela
basah-basahan karena harus mengambil bola apung yang terdapat di kolam
renang. Setelah itu di pos ketiga kami
harus menmbawa segelas air namun dengan satu tangan dengan berpasangan dengan
teman kita. menyenangkan sekali!dan permainan terakhir yaitu seluruh peserta
dibagi menjadi 2 kelompok kemudian kami bermain sepak bola tetapi memakai
tangan. Ya, gawang kami memakai kardus dan kipernya pun terdapat beberapa
orang, kurang lebih permainan ini seperti bermain basket. Tak terasa matahari
kian terik, artinya kami harus bebenah dan bersiap untuk kembali ke Jakarta.
setelah menunggu selama beberapa jam akhirnya tronton yang ditunggu datang
juga. Sampai jumpa di PKMF selanjutnya! Pengalaman yang tidak terlupakan :D
Jurusan Bahasa Prancis
Semoga Bermanfaat
Shinta Larasati Widjanarko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar