Bismillahirrahmanirrahim
Langkah itu kian pasti, menyusuri jejak-jejak pendahulu yang berbekas.. Menghantamkan
penanda hingga menghujam ke dalam bumi, menyiapkan kompas agar tak hilang arah..Meluncurkan
lantunan pinta ke langit dengan menengadahkan kedua tangan, memohon dengan
penuh kerendahan jiwa Meyakinkan diri bahwa do’a adalah senjata terkuat seorang
mukmin. Ya memang, do’a tanpa usaha adalah kesia-siaan. Usaha tanpa do’a adalah
kezhaliman .
Terkadang merasa ingin menjahit bendera putih saja, tanpa
sadar sudah mendaki setinggi ini. Nafas yang tersengal, pandangan yang kabur,
dan kaki yang kehilangan daya upayanya. Lengkap sudah penderitaan. Seolah jam
berdentang selalu mengingatkan. Deadline deadline deadline! Ah tidak, sebodoh
itukah aku? Sampai-sampai dikejar oleh waktu.
Bahkan di penghujung malam pun, mata yang terpejam tak bisa menidurkan jiwa
dan fikiran yang masih melanglang buana, memikirkan hal-hal yang harus
dituntaskan. Oh begini rasanya. Memikul sebuah hal yang bahkan langit dan bumi
saja enggan menerimanya.
Pada kenyataannya, kehidupan tak kan pernah menjadi lebih mudah. Belum selesai
menunaikan suatu amanah, amanah besar yang lain telah menunggu untuk
ditunaikan. Masyaa Allah. Seseorang berbicara padaku mengenainya, “Allah
memberikan amanah pada kita karena dua hal, yang pertama kita mampu atau yang
kedua karena ini adalah bentuk penjagaan dariNya untuk kita.” terharu sekali
mendengarnya. Sebenarnya sampai detik ini pun aku tak percaya, akan kenyataan
yang sedang kujalani. Siapa sangka? Seorang yang pendiam, tak banyak omong,
berbicara seadanya tanpa basa basi menjadi sosok berbeda ketika masuk ke dunia
perkuliahan.
Maka, hari ini aku membuka mata untuk kesekian kalinya dan melantunkan do’a
dalam lirik yang sama. “Wahai Rabbku jangan matikan aku sebelum aku dapat
menyelesaikan semua amanah yang kupikul dengan sebaik-baiknya, khusnul khotimah.”
Semangat untuk kita semua, para pemuda yang sedang mempersiapkan bekal
sebaik-baiknya untuk kehidupan sesudah kehidupan dunia. Untuk masa dimana tak
laku lagi sesal dan pengakuan dosa. Untuk waktu dimana kebaikan akan menjadi
hal paling berharga dan tak bisa dibeli dimana-mana. Ya Allah, tolong kuatkan,
hingga akhir. Aamiin.
Pondok Labu
22.00
Shinta Larasati Widjanarko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar