Selasa, 17 November 2015

Hujan


Bismillahirrahmanirrahim

Hujan, bertandang dengan sukacita, menepis abu yang terkatung-katung di udara
Menggemburkan geliat cacing dalam perut bumi, untuk terus mengikuti alunan melodi
Kepalan tangan yang menggelora, kuyup diterpa hembusan angin topan
Kembalinya anak ayam ke peraduan menyurutkan keinginan perhelatan panjang sebuah komedi dalam perjalanan
Genangan kemampuan yang dilukis dengan terpampang, menyulitkan rival untuk membanjiri lahan kemenangan
Anak kemarin sore, berteriak akan kesulitan
Namun, burung-burung bernyanyi mengalihkan perhatian
Berita-berita di TV membungkam kebenaran
Dan ambisi para penguasa untuk menghabisi asa yang tersudut di tepian kelopak mata
Habis sudah sembako hari ini, biarkan ku tidur telentang disini dan terus berharap agar besok aku terbangun dalam sebuah mimpi
Hujan, bertandang dengan sukacita, menepis khilaf diantara kemunafikan manusia

SLW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar