Sabtu, 19 September 2015

Ujian ini menguatkan

Bismillahirrahmanirrahim

Sudah terlalu banyak nikmat dan karunia dari Allah yang ku dustai
Sudah terlalu lama diri ini bermanja dalam gelimang maksiat dan selalu berpura tak tahu dosa
Sudah terlalu lama jiwa ini tak terasup lantunan dzikr yang tentram dan mendinginkan amarah yang membara

Irhamna ya Allah..

Jika berbicara mengenai kesabaran, siapakah diriku kalau disandingkan dengan nabi ayyub a.s beliau ditempa sedemikian rupa. Diuji melalui 4 tahap pengujian, yaitu di tinggal mati hewan ternak, perkebunan, putra-putri, diberi penyakit menjijikkan bahkan harus ditinggal istri. Dan kalimat satu-satunya yang terlantun dari bibirnya adalah pujian untuk Allah “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua yang penyayang.” QS Al Anbiya : 83-84

Jika berbicara mengenai keta’atan, siapakah diriku kalau disandingkan dengan nabi Sulaiman, yang bahkan keta’atannya di abadikan di dalam qur’an “ (Sulaiman adalah) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” QS Shaad : 30

Faghfirlii ya robbi

Jika berbicara mengenai keyakinan dalam membela islam, siapakah diriku jika disandingkan dengan salah satu sahabat Rasul, sa’ad bin abi waqqash yang memiliki ikrar paling mantap ketika memperkenalkan diri “Aku adalah orang ketiga yang memeluk islam, dan orang peertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah.” Bahkan ketika orang yang paling dicintainya pun mengemis dengan sangat agar sa’ad melepaskan keislamannya, dengan penuh keyakinan sa’ad berujar “Wahai Ibunda, wallahi, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku selamanya!”

Jika berbicara mengenai kesempurnaan, siapakah diriku kalau disandingkan dengan manusia terbaik sepanjang masa. Rasulullah SAW. Wahai baginda Rasul, sesungguhnya diri ini sangat rindu ingin bertemu denganmu. Menyapamu dan kemudian bersua denganmu. Ingin sekali rasanya belajar mengenai kesabaran dan kelapangan jiwa. Karena diri yang faqir dan dhoif ini rasanya cengeng sekali. Baru dihadapkan pada perkara sepele, rasanya sudah seperti ditempa musibah berkali-kali. Sedangkan dikau ya Rasul, bahkan sudah keluar 3 macam air dari dirimu, air mata, darah, dan keringat. Bahkan ketika kau hampir saja ditebas oleh pedang ketika sholat, ketika kau di caci maki wanita yahudi, ketika kau di fitnah dan di lempari dengan kotoran. Tak ada suatu hal pun yang keluar dari mulutmu melainkan sebuah kebaikan. Aku rindu padamu wahai baginda Rasul.

Maka hari ini, tempaan dan ujian yang dihadapkanNya padaku semata-mata bukan untuk menghinakan. Kuyakin, ini adalah nikmat terbesar dariNya. Agar kubisa naik tingkat, agar kupantas disebut hamba yang beriman. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal. Allah, Kau Maha baik, cukup bagiku sandaran dariMu.

SLW

pondok labu 
11.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar