Senin, 19 Januari 2015

perjalanan



Bismillahirrahmanirrahim

Dalam sebuah perjalanan, rute yang ditempuh tak selamanya lurus

Ada kalanya berbelok ke kiri, Terkadang menikung ke kanan

Suatu hari menanjak ke atas, Kemudian tetiba menurun curam

Dalam episode film

Tak selamanya berakhir bahagia

Mungkin sebagian besar happily ever after, namun tak jarang menyisakan air mata

Dalam setiap rintik hujan yang jatuh membasahi bumi

Selalu ada pelangi setelahnya

Mungkin terlihat dengan jelas, mungkin juga kabur tertutup awan

Dalam gemuruh ombak yang menyapu putihnya pasir 

Selalu meninggalkan kenangan, menjemput asa yang kian menjauh terbawa angin

Dalam sebuah gang kehidupan, kau akan menjumpai banyak kerikil tajam

Batu-batu besar, dan kejutan lain yang akan mengernyitkan dahimu

Di sisi kiri akan ada yang meludahi, mencaci, bahkan melemparimu dengan cemoohan tajam

Meskipun kau menanam padi, menuai prestasi, dan memelihara kebaikan

Bukankah sejahat-jahatnya orang akan ada yang membela dan sebaik-baiknya orang akan ada yang mencela?

Tenanglah, di sisi kanan selalu akan ada yang menyemangati, menyeka keringat dikala lelah, menghapus air mata di kala sedih

Bersabarlah dalam menyusuri rute kehidupan, saudara seiman akan selalu disana, menepuki tangan memberi semangat, menumbuhkan api yang hampir padam ditenggelamkan oleh mereka yang memaki

Dan yang terpenting Sang Pembuat skenario kehidupan jaraknya lebih dekat daripada urat nadi

Laa yukaliifullahu nafsan illa wus’ahaa

Allah Allah Allah.. sungguh Dia dekat mengabulkan segala permohonan

Allahku luar biasa

Shinta Larasati Widjanarko

Sabtu, 17 Januari 2015

kesombongan?



Bismillahirrahmanirrahim

Ukhti 

Apa yang kau sombongkan dari segumpal darah yang terbalut daging?
Apa yang kau banggakan dari tanah yang menjadi asal penciptaanmu?


“dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sampai setinggi gunung.” Q.S. Al- Isra : 37

Mungkin, saat ini kau dapat menaklukan gunung
Esok samudera akan kau selami
Lusa akan kau tembus langit yang biru
Namun ukh, sekali lagi.. apakah dengan itu kau beranggapan bahwa dunia sudah berada di genggamanmu?
Sepertinya, deretan piala itu sudah menaikkan dagumu
Lembaran sertifikat sudah menegakkan pundakmu
Dan beribu pujian telah melalaikanmu

Astaghfirullah 


“Janganlah engkau memalingkan muka dan para manusia sebab kesombongan dan janganlah berjalan di muka bumi dengan takabbur, sesunggunya Allah itu tidak suka kepada setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” Q.S. Luqman : 18

Kemudian, pertanyaan itu kembali lagi padamu ukh. Meskipun sudah kau kumpulkan prestasi-prestasi dunia, namamu tenar hingga jagat raya, tak ada manusia yang tak kagum riwayat kehidupanmu,tetapi APAKAH DI MATA ALLAH KAU SEHEBAT ITU?

Bisa jadi kita diagung-agungkan manusia namun ternyata dihinakanNya. Mungkin saja kita di elu-elukan orang tetapi tak berarti apa-apa si sisiNya. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah min dzalik. 


Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi : “kemuliaan adalah sarungKu dan kesombongan adalah selendangKu. Maka barang siapa mencabut salah satu dari kedua pakaianKu itu. Maka pastilah Aku menyiksa padanya.” (HR Muslim)

Oleh karena itu mari kita cek lagi niat yang sudah tersemat dalam hati. Sehebat apapun kita, kita tak akan pernah bisa menyelami samudera dan mendaki langit ke tujuh. Tak akan pernah bisa. Kita ini kecil serta lemah. Tak ada yang bisa disombongkan sedikitpun. Astaghfirullah. 

Maka jangan sampai, bisikan-bisikan syaithon membelokkan kita dari ke tawadhu’an. Tak perlu kau sebut-sebut prestasimu jika niatmu hanya sekedar berbangga. Tak perlu kau agung-agungkan jabatanmu jika yang kau ingini hanya pujian semata. Justru itu semua akan menjadi bumerang bagimu di kehidupan yang sebenarnya nanti (akhirat). Semua hal yang kau lakukan akan diminta pertangggungjawaban di hadapan Allah SWT. Jangan sampai, amal yang kau kumpulkan selama hidup, hilang seketika hanya karena secercah kesombongan. Na’udzubillah. 

12.00
#NoteToMySelf


Shinta Larasati Widjanarko

Minggu, 04 Januari 2015

PSDMku :)



Bismillahirrahmanirrahim

Kalo kemarin tentang syiar, maka hari ini tentang psdm. Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) atau Kaderisasi adalah salah satu departemen yang terdapat di BEM. Departemen yang menjadi pilihan pertamaku ketika masuk ke BEM. Hmm masih bingung alasannya kenapa, mungkin karena bisa berkontribusi lebih baik  dengan proker-proker besar. PSDM adalah jantungnya suatu organisasi, ketika jantung ini berdetak maka hiduplah organisasi itu sebaliknya jika jantungnya rusak atau bahkan mati, entah bagaimana nasib organisasi tersebut. 

PSDM, tempat dimana aku belajar banyak hal. Kak salman adalah kadept kami, kemudian berhenti di tengah perjalanan karena suatu hal. Digantikan oleh kak QQ yang ketika itu menjabat sebagai Ketua BEMJ BP 2014. Thanks for you both especially for ka QQ. Kak qq, i can’t imagine if i were you. I mean, you’re a leader of bemj yet you also have to take care of PSDM. Wow and the most important thing is you’re a woman! That’s really inspired me so much. Thanks for  thousand words, thousand acts, thousand memories you gave. Thanks ka qq. 

Syifa, luluk, cut, panji, adrian, dimas. Yes i did lot of mistakes but you guys, you gave me that spirit. And did you remember? We did our job together. If we nailed our job, it’s because of our hardwork and if we failed, we weren’t blame each other. It’s a lesson to learn rite? I’m so glad being part of you guys. Of course we have the different heads, that’s mean different thoughts. But from my point of view it’s a diversity. I have to admit that we’re not so close. But that’s okay. There is always an opportunity to make our friendship getting really close. 

Being part of you guys gave me much of experiences. Thankyou, thankyou so much for the great experiences. I’ve learned much things inside it. Love you guys. xo



Shinta Larasati Widjanarko