Bismillahirrahmanirrahim
“Jadi dengan berbagai pertimbangan, keputusan kami sudah bulat ya dek. Harapan kami terkepal dalam genggaman tanganmu.. istikhoroh jangan lupa.. Allahu yuubariik fiik”
Sebuah pernyataan yang membuatnya bergetar.. Allah Allah Allah. Jeritan keras
tertahan di guratan nadi meluap keluar bersama tetesan air mata. Allah..
kuyakin amanah tidak pernah salah pundak in syaa Allah, namun rasanya sungguh
tertahan di tenggorokan. Sebuah kata yang ingin terlontar tetiba menyelundup
masuk mengikuti alur rongga pencernaan. Hilang. Lenyap. Allahu.. lagi-lagi dia
menguatkanku, menegakkan tulang belakang yang mulai bungkuk, merapikan hati
yang sedang rapuh, menghidukan bara yang mulai padam serta memberi pelita rahmat
ke sebuah lubang harapan.
Allahu.. Engkau Maha Baik, teruslah bantu aku untuk menyebrangi jembatan
ini, sungguh kuingin kesana. Tempat dimana sungai-sungai mengalir dibawahnya. Tempat
dimana tidak ada tua dan muda. Tempat dimana tidak ada perkataan yang sia-sia. Dan
yang terpenting, tempat dimana aku bisa melihat serta bertemu denganMu.
Allahu.. Engkau Maha Segalanya, tuntunlah kami untuk bisa melewati jalan
setapak ini, jalan yang panjang nan terjal. Penuh liku dan ancaman. Tak apa
yaRabb, sesulit apapun tak jadi masalah, karena kuyakin Engkau dekat.. dan
mengabulkan segala permintaan.
Kuatkan ya Rabb kuatkan.. Lillah Fillah Billah in syaa Allah aamiin.
-Mampang Prapatan
21.17 WIB
Shinta Larasati Widjanarko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar