Sabtu, 06 Desember 2014

baru



Bismillahirrahmanirrahim



“Jadi dengan berbagai pertimbangan, keputusan kami sudah  bulat ya dek. Harapan kami terkepal dalam genggaman tanganmu.. istikhoroh jangan lupa.. Allahu yuubariik fiik”


Sebuah pernyataan yang membuatnya bergetar.. Allah Allah Allah. Jeritan keras tertahan di guratan nadi meluap keluar bersama tetesan air mata. Allah.. kuyakin amanah tidak pernah salah pundak in syaa Allah, namun rasanya sungguh tertahan di tenggorokan. Sebuah kata yang ingin terlontar tetiba menyelundup masuk mengikuti alur rongga pencernaan. Hilang. Lenyap. Allahu.. lagi-lagi dia menguatkanku, menegakkan tulang belakang yang mulai bungkuk, merapikan hati yang sedang rapuh, menghidukan bara yang mulai padam serta memberi pelita rahmat ke sebuah lubang harapan.

Allahu.. Engkau Maha Baik, teruslah bantu aku untuk menyebrangi jembatan ini, sungguh kuingin kesana. Tempat dimana sungai-sungai mengalir dibawahnya. Tempat dimana tidak ada tua dan muda. Tempat dimana tidak ada perkataan yang sia-sia. Dan yang terpenting, tempat dimana aku bisa melihat serta bertemu denganMu. 

Allahu.. Engkau Maha Segalanya, tuntunlah kami untuk bisa melewati jalan setapak ini, jalan yang panjang nan terjal. Penuh liku dan ancaman. Tak apa yaRabb, sesulit apapun tak jadi masalah, karena kuyakin Engkau dekat.. dan mengabulkan segala permintaan.
Kuatkan ya Rabb kuatkan.. Lillah Fillah Billah in syaa Allah aamiin.

-Mampang Prapatan
21.17 WIB 

Shinta Larasati Widjanarko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar