Sabtu, 10 Mei 2014

sans titre



Bismilahirrahmanirrahim
Bonjour
Setelah sekian lama tidak menulis di blog ini, rasanya seperti ada yang terabaikan. Mungkin  mulai sekarang aku akan lebih meluangkan waktu lagi demi mengisi dan membagi berbagai hal disekitarku lewat blog ini. Sebetulnya, ada banyak sekali hal yang ingin kuceritakan, sayangnya aku sudah lupa. Hiks.

Alhamdulillah sudah H-51 kita menuju bulan penuh rahmat, penuh berkah, dan penuh ampunan. Ma syaa Allah. Tidak tahu apakah masih diberi umur panjang untuk menemui bulan tersebut atau tidak, semoga masih Allahumma aamiin. Yang jelas, sekarang kita berada di bulan Rajab. Bulan dimana diharamkannya terjadi pertumpahan darah atau peperangan. Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Rajab adalah bulan Allah; Sya’ban adalah bulanku; dan Ramadhan adalah bulan umatku.” Di bulan ini juga, kita tidak boleh melakukan perbuatan dosa, karena segala perbuatan dosa yang dilakukan di bulan ini akan dilipat gandakan oleh Allah. Na’udzubillah 

Dari mana aku tahu keutamaan bulan Rajab ini? Salah satunya dari mentoring dengan kak Milka, kakak mentorku yang baik hatinya dan lembut perangainya. Aku ikut mentoring sudah hampir 10 bulan, ma syaa Allah. Sangat tidak terasa ya, waktu berlalu begitu cepat. Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya di entry lamaku, aku yang dulu bukan aku yang sekarang. Aku yang dulu, belum mengenal apa itu mentoring, apa itu mentor, apa itu mentee, dan apa itu ukhuwah. Imanku sudah tidur terlalu lama, alhamdulillah di ‘bangun’kan oleh Allah sekarang ini. Ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di Universitas Negeri Jakarta, aku belum tahu tujuanku berada di tempat ini. Mungkin hanya menuntut ilmu, lalu lulus dengan nilai yang tingi. Ya, sebatas itu. Hari pertama aku memulai perkuliahan, fikiranku masih sederhana, lulus dalam waktu 4 tahun dan sukses seperti kakak-kakak kelas yang membagi cerita keberhasilan dalam hidupnya. Hari pertama perkuliahan, kita menyebutnya KuPer alias Kuliah Perdana. Hari itu kita semua berkumpul di aula UPT Perpustakaan sembari mendengarkan kisah-kisah sukses para alumni dari Jurusan Bahasa Prancis. Ada yang sudah bekerja di Prancis, ada yang bekerja di kepolisian, bahkan ada yang memutuskan untuk tinggal di Prancis. Dalam hati aku berkata, apa perbedaanku dengan mereka? Bukankah kami sama sama mengkonsumsi nasi? Bukankah kami memiliki Tuhan yang sama yaitu Allah SWT? Lalu apa yang membedakanku dengan mereka? Nah ternyata, perjalanan yang mereka lalui tidak semudah yang kubayangkan. Lika-liku kehidupan bersama asam garamnya sudah mereka cicipi. Ternyata mereka mendapatkan itu semua dengan kerja keras, tidak ada yang gratis di dunia ini. Begitu kata salah seorang dosen Bahasa Prancis. Niat, usaha, kemauan, kerja keras, dan tawakkal kepada Allah. Menurutku itu semua yang dibutuhkan, karena “keberhasilan adalah 99% usaha dan 1% kecerdasan” begitu kata salah seorang ilmuwan yang namanya sudah mendunia. Lalu aku menambah main goal  ku, yaitu bisa pergi ke Prancis aamiin.

Hari demi hari berlalu, Alhamdulillah aku bisa berkesempatan bertemu sekaligus berkenalan dengan “orang-orang langit” ya mereka menyebutnya begitu. Mereka adalah pasa aktivis dakwah yang ma syaa Allah ketika bertemu, berjabat tangan, dan mengobrol dengan mereka, aku selalu kagum dengan ucapan-ucapan mereka. Ucapan mereka selalu mengandung makna, dan selalu mengingatkanku dengan Sang Pencipta. Ya Allah, waktu yang mereka gunakan di kampus bukan hanya sekedar menuntut ilmu akademik, namun juga ilmu akhirat yang jauh lebih penting. Mereka berdakwah dengan jiwa dan raga mereka, tidak ada yang mereka harapkan dari manusia. Mereka hanya berdakwah karena Allah in syaa Allah, imbalan yang mereka inginkan bukanlah popularitas, uang atau apapun melainkan ridho Allah SWT. Aku sangat bahagia bisa berkenalan dengan mereka semua, senyum mereka yang hangat, ucapan yang menenangkan, dan nasihat yang memotivasi. Semua ucapan mereka selalu mengingatkanku lagi dan lagi kepada Allah SWT. Alhamdulillah terimakasih ya Allah, terimakasih atas Qadarullah yang tak pernah kuduga ini. Tanpa kusadari main goal ku saat ini pun bertambah, yaitu bekerja. Bekerja di jalan Allah bersama mereka semua in syaa Allah. Aku belum pantas memang, tapi pilihanku adalah memantaskan diri, bukan mundur. Aku tahu ini semua ketetapanNya, dan aku percaya Dia lebih mengenalku dibanding diriku sendiri, karena Dia-lah yang menciptakanku. Dari yang belum ada sama sekali menjadi ada.  Semoga Engkau mudahkan ya Rabb, semoga Engkau luruskan selalu niat dalam hati, dan semoga Engkau kokohkan kami untuk selalu membela agamaMu hingga malaikat menjemput nanti Allahumma aamiin. Allahu a’lam bisshawab

Bismillah..
10 mei 2014

Semoga Bermanfaat
 Shinta Larasati Widjanarko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar