Bismilahirrahmanirrahim
Bonjour
Setelah
sekian lama tidak menulis di blog ini, rasanya seperti ada yang terabaikan. Mungkin
mulai sekarang aku akan lebih meluangkan
waktu lagi demi mengisi dan membagi berbagai hal disekitarku lewat blog ini. Sebetulnya,
ada banyak sekali hal yang ingin kuceritakan, sayangnya aku sudah lupa. Hiks.
Alhamdulillah
sudah H-51 kita menuju bulan penuh rahmat, penuh berkah, dan penuh ampunan. Ma syaa
Allah. Tidak tahu apakah masih diberi umur panjang untuk menemui bulan tersebut
atau tidak, semoga masih Allahumma aamiin. Yang jelas, sekarang kita berada di
bulan Rajab. Bulan dimana diharamkannya terjadi pertumpahan darah atau
peperangan. Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Rajab adalah bulan Allah; Sya’ban
adalah bulanku; dan Ramadhan adalah bulan umatku.” Di bulan ini juga, kita
tidak boleh melakukan perbuatan dosa, karena segala perbuatan dosa yang
dilakukan di bulan ini akan dilipat gandakan oleh Allah. Na’udzubillah
Dari
mana aku tahu keutamaan bulan Rajab ini? Salah satunya dari mentoring dengan kak
Milka, kakak mentorku yang baik hatinya dan lembut perangainya. Aku ikut
mentoring sudah hampir 10 bulan, ma syaa Allah. Sangat tidak terasa ya, waktu
berlalu begitu cepat. Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya di entry lamaku,
aku yang dulu bukan aku yang sekarang. Aku yang dulu, belum mengenal apa itu
mentoring, apa itu mentor, apa itu mentee, dan apa itu ukhuwah. Imanku sudah
tidur terlalu lama, alhamdulillah di ‘bangun’kan oleh Allah sekarang ini. Ketika
pertama kali aku menginjakkan kaki di Universitas Negeri Jakarta, aku belum
tahu tujuanku berada di tempat ini. Mungkin hanya menuntut ilmu, lalu lulus
dengan nilai yang tingi. Ya, sebatas itu. Hari pertama aku memulai perkuliahan,
fikiranku masih sederhana, lulus dalam waktu 4 tahun dan sukses seperti
kakak-kakak kelas yang membagi cerita keberhasilan dalam hidupnya. Hari pertama
perkuliahan, kita menyebutnya KuPer alias Kuliah Perdana. Hari itu kita semua
berkumpul di aula UPT Perpustakaan sembari mendengarkan kisah-kisah sukses para
alumni dari Jurusan Bahasa Prancis. Ada yang sudah bekerja di Prancis, ada yang
bekerja di kepolisian, bahkan ada yang memutuskan untuk tinggal di Prancis. Dalam
hati aku berkata, apa perbedaanku dengan mereka? Bukankah kami sama sama
mengkonsumsi nasi? Bukankah kami memiliki Tuhan yang sama yaitu Allah SWT? Lalu
apa yang membedakanku dengan mereka? Nah ternyata, perjalanan yang mereka lalui
tidak semudah yang kubayangkan. Lika-liku kehidupan bersama asam garamnya sudah
mereka cicipi. Ternyata mereka mendapatkan itu semua dengan kerja keras, tidak
ada yang gratis di dunia ini. Begitu kata salah seorang dosen Bahasa Prancis. Niat,
usaha, kemauan, kerja keras, dan tawakkal kepada Allah. Menurutku itu semua
yang dibutuhkan, karena “keberhasilan adalah 99% usaha dan 1% kecerdasan”
begitu kata salah seorang ilmuwan yang namanya sudah mendunia. Lalu aku menambah
main goal ku, yaitu bisa pergi ke Prancis aamiin.
Hari
demi hari berlalu, Alhamdulillah aku bisa berkesempatan bertemu sekaligus
berkenalan dengan “orang-orang langit” ya mereka menyebutnya begitu. Mereka adalah
pasa aktivis dakwah yang ma syaa Allah ketika bertemu, berjabat tangan, dan
mengobrol dengan mereka, aku selalu kagum dengan ucapan-ucapan mereka. Ucapan mereka
selalu mengandung makna, dan selalu mengingatkanku dengan Sang Pencipta. Ya Allah,
waktu yang mereka gunakan di kampus bukan hanya sekedar menuntut ilmu akademik,
namun juga ilmu akhirat yang jauh lebih penting. Mereka berdakwah dengan jiwa
dan raga mereka, tidak ada yang mereka harapkan dari manusia. Mereka hanya
berdakwah karena Allah in syaa Allah, imbalan yang mereka inginkan bukanlah
popularitas, uang atau apapun melainkan ridho Allah SWT. Aku sangat bahagia
bisa berkenalan dengan mereka semua, senyum mereka yang hangat, ucapan yang
menenangkan, dan nasihat yang memotivasi. Semua ucapan mereka selalu
mengingatkanku lagi dan lagi kepada Allah SWT. Alhamdulillah terimakasih ya
Allah, terimakasih atas Qadarullah yang tak pernah kuduga ini. Tanpa kusadari main goal ku saat ini pun bertambah,
yaitu bekerja. Bekerja di jalan Allah
bersama mereka semua in syaa Allah. Aku belum pantas memang, tapi pilihanku
adalah memantaskan diri, bukan mundur. Aku tahu ini semua ketetapanNya, dan aku
percaya Dia lebih mengenalku dibanding diriku sendiri, karena Dia-lah yang
menciptakanku. Dari yang belum ada sama sekali menjadi ada. Semoga Engkau mudahkan ya Rabb, semoga Engkau
luruskan selalu niat dalam hati, dan semoga Engkau kokohkan kami untuk selalu
membela agamaMu hingga malaikat menjemput nanti Allahumma aamiin. Allahu a’lam
bisshawab
Bismillah..
10
mei 2014
Semoga Bermanfaat
Shinta Larasati Widjanarko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar