Rabu, 31 Desember 2014

kenangan bersama syiar



Bismillahirrahmanirrahim

Tak terasa 1 tahun berlalu, padahal rasanya baru saja kemarin sore aku mendaftarkan diri ke divisi itu. Sudah menjadi keinginan sejak awal menjadi MaBa aku masuk ke Lembaga Dakwah. Aku belum bisa masuk ke LDK karena harus mengawali jejak langkah di LDF terlebih dahulu. Tak apa, yang penting aku tetap masuk ke LD. Maka pilihan pertamaku adalah syiar, yang ketika itu MLT-KU dilaksanakan di villa AJ Garden pada tanggal 4-5 januari 2014. Apa alasan kalian memilih syiar? Pertanyaan yang ketika itu dilontarkan kadept syiar 2013 bernama ka ahtum ketika berkumpul per departemen. Dengan mantap kujawab “karena saya ingin menyiarkan agama islam kepada teman-teman saya. Saya ingin mengajak mereka lebih dekat dengan agamanya.” Ya Allah, ternyata berat sekali perkataan tersebut. Karena kelak akan diminta pertanggungjawaban disisiNya. 

Aku pun bahagia. Sangat bahagia. Bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai jurusan, ada kak Faishal Abdillah JBSA ‘11 selaku kadept syiar 2014, Khairunnisa Restu JBP ’13,  Bunga JBSI ’11, Anisa JBSA ’12, Anis Danayah JBSA ’13, Mujahidah Ummu JBSI ’12, Linda Weni JBSI ’12, Wanda JBSI ’12 , Faqih ED ’13, Osy Benu ED ’13, Ardhi Alfitriansyah ED ’10, Hadi JBSA ’13, Luthfi JBJP ’12  dan Danar ED ’13. 

Bagiku, mereka bukanlah rekan kerja melainkan keluarga keduaku di kampus. alhamdulillah dept. Syiar sering mengadakan agenda kultural dimana dengan adanya agenda tersebut kami menjadi lebih dekat dan lebih memahami satu dengan yang lainnya. Terimakasih kepada Allah, terimakasih kepada kadept syiar. Pada awal kepengurusan, sang kadept mengajak kami untuk makan bareng di nasi goreng utan kayu. Selain untuk rapat, kami juga saling bertanya qodoya roa’i. Setelah itu ditengah kepengurusan, kami mengadakan rihlah ke monas. Masyaa Allah, agendanya sederhana namun aku sangat bahagia. Kemudian di akhir perjalanan kami, kami diajak sang kadept untuk makan bareng di WS. Ini mungkin menjadi rihlah terakhir kami. 

Ketika waktu itu ka faishal bertanya, bagaimana rasanya berada di dept. Syiar selama satu tahun kepengurusan? Mungkin jawabanku waktu itu tidak sempurna. Karena pada hari itu aku sedang di gusarkan oleh masalah lain yang tak kalah penting. Inilah jawabanku yang sesungguhnya. Aku tidak pernah mempermasalahkan kekurangan yang terjadi ketika kita menjalani proker, karena bagiku itu adalah suatu evaluasi serta pembelajaran. Tidak ada gunanya kita saling menyalahkan, karena  nasi yang menjadi bubur tidak akan bisa kembali menjadi nasi. Yang terpenting adalah bagaimana menikmati bubur tersebut dan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di tahun berikutnya. Qadarullah banyak personil yang gugur di tengah perjalanan , mungkin ini bisa juga dikatakan seleksi alam. Berbuat baik itu mudah tetapi istiqomah untuk menjalankannya itu butuh suatu keteguhan. Mungkin juga beberapa diantara mereka sedang sibuk mengurusi skripsi dan tugas akhir lainnya karena tidak sedikit yang berada di tingkat akhir. Atau beberapa diantara mereka disibukkan dengan urusan lain sehingga tidak bisa lanjut di dept. Syiar. Agenda kultural yang selama ini dicanangkan oleh ka Faishal sangat membantu mengeratkan ukhuwah kami. Belum tentu kami menjadi sedekat ini kalau tidak ada agenda-agenda tersebut. Yaa Allah tak terasa minggu kemarin aku menjadi panitia MLT-KU 2014 yang berarti Muktamar semakin dekat. Artinya kepengurusan akan segera berganti dengan wajah-wajah baru. Jujur aku sedih, kami memang tidak berpisah secara langsung tetapi kami juga sudah tidak terikat oleh organisasi berarti pertemuan kami pasti semakin sedikit. Saudara/i ku yang ada di syiar maupun FSI-KU, ana uhibbukum fillah. 

Pesan untuk pengurus syiar berikutnya, ayo kita belajar bersama untuk menjadi pribadi yang amanah dan istiqomah. Gunakanlah kata ‘afwan’ seminim mungkin kecuali dengan udzur yang syar’i, karena biasanya kader LD menggunakan kata ‘afwan’ untuk izin tidak mengikuti agenda. Tetaplah semangat dan itqon berada di jalan dakwah, meski kanan kiri kita menyerah. Laa tahzan innallaha ma’ana. Jangan menjadi shaleh sendiri ajaklah teman-teman di sekitar untuk belajar islam bersama. Dan yang terpenting tetaplah dekat dengan Sang Pencipta. Karena sesulit apapun rintangan di depan mata, Dia akan selalu mudahkan jika kita dekat denganNya. 

Hamasah menjalankan proker2 syiar dan luruskan niat. Jadikan ini sebagai ajang kita untuk mengenalkan islam ke mereka khusunya civitas akademika FBS. Rangkul mereka, ajak dengan perlahan dan baik. #NTMS

Ya Allah.. semoga ukhuwah ini bisa jadi penyebab yang akan menyelamatkan kami dari api nerakaMu, dan memasukkan kami ke dalam JannahMu. Aku tak sabar bertemu mereka kembali di jannahNya. In syaa Allah aamiin. Allahu akbar!!





Shinta Larasati Widjanarko

Selasa, 30 Desember 2014

semangat dari mereka



Bismillahirrahmanirrahim


Seandainya kau tau bahwa, kau sungguh  berharga. kau bisa jadi apa saja, asal kau berupaya.
Seandainya kau tau apa, doa ayah dan bunda. tak mungkin sampai engkau tega, mematahkan mimpinya.



Teruslah bergerak hingga rasa lelah, sendiri kelelahan mengikutimu.
Sebab nanti suatu hari, kau akan tersenyum setiap pagi, menikmati jerih diri, dan segala yang telah kau lalui.
Sebab nanti suatu hari, kau punya cerita tuk dibagi, tentang mimpi yang tak pasti, namun kau membuatnya terjadi.
Belum saatnya berhenti, ayo terus mendaki, sudah tak jauh lagi kini, ayo terus dekati.



Seandainya kau tau apa, dibalik gunung sana, terhampar padang bunga-bunga, kau akan bahagia.
Seandainya kau tau bahwa anak-anakmu kelak, inginkan sebuah cerita pahlawan dihidupnya.
Teruslah bergerak hingga rasa lelah, sendiri kelelahan mengikutimu.



Sebab nanti suatu hari, kau akan tersenyum setiap pagi. Menikmati jerih diri, dan segala yang telah kau lalui.
Sebab nanti suatu hari, kau punya cerita tuk dibagi, tentang mimpi yang tak pasti, namun kau membuatnya terjadi,



Belum saatnya berhenti, ayo terus mendaki, sudah tak jauh lagi kini, ayo terus dekati... semua mimpi.

Sebuah lagu berjudul Ayo Terus Mendaki

Lagu yang membuatku semakin mantap melangkah.

Allah.. Allah.. Allah.. terima kasih banyak. Terima kasih banyak telah menganugerahiku saudari-saudari yang luar biasa. Aku mencintai mereka karenaMu in syaa Allah. Seorang akhwat shaliha tiba-tiba mengirimiku sebuah audio di whatsApp, aku terharu sekali ketika mendengarkannya. Sebuah lagu akustik yang liriknya memotivasiku untuk tetap semangat menegakkan pundak. Jazakillahu khayr ka lind :)


“dek, ada sebuah nasihat dari kakak untukmu. Dan nasihat ini berupa sebuah analogi. Menghadapi hal yang menanti didepan untuk ditunaikan ibarat kita ingin memasukki hutan. Mungkin kamu sendirian masuk kesana. Kamu membayangkan hal-hal mengerikan, seperti binatang buas, takut tersesat, gelap, tidak ada kawan, akan kelaparan dan lain sebagainya. Kamu akan berfikir segala hal yang menakutkan ketika memasukkinya. Tapi jangan khawatir dek, kita tidak akan pernah tahu apa yang ada didalamnya. Bisa jadi kita akan menemukan hal lain yang membuat kita tersenyum lega. Siapa tahu di dalam hutan tersebut terdapat sungai, air terjun, pemandangan yang indah, hewan-hewan yang lucu, tumbuhan yang cantik dan lain sebagainya. Apa maknanya? Jalani saja apa yang ada di depan mata. Tunaikanlah dengan ikhlas dan mengharap ridho-Nya. Belum tentu segala keburukan yang kita khawatirkan akan terjadi. Pun kalau terjadi in syaa Allah Dia akan menguatkan kita. Yakinlah akan ada masanya dimana kita akan tersenyum senang setelah ditempa berbagai ujian kehidupan.” Ma syaa Allah, jazakillah khayr ka cy :)


Serta asupan-asupan nasihat yang diberikan oleh murrabiyahku tersayang. Masyaa Allah, aku sungguh bahagia. Bahagia karena Allah SWT benar-benar mengirimiku bidadari2 surga untuk memberi semangat, mengirimkan doa, dukungan, serta menasihatiku terus untuk itqon berada di jalan dakwah. Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah. 


Teman seperjuangan yang selalu sabar mendengarkan keluh kesahku, segala hal yang sedang kurasa, dan beberapa hal lainnya yang mengganjal di hati. Mereka selalu ada untukku.


yaRabb aku yakin Kau pun akan selalu ada disisiku. Karena Engkau dekat, mengabulkan segala permohonan. Aku pun yakin, ini adalah bentuk penjagaanMu. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal. 


Bismillah, in syaa Allah siap!  

Shinta Larasati Widjanarko

Minggu, 21 Desember 2014

Rencana-Nya..



Bismillahirrahmanirrahim


Alhamdulillahiladzi arsala rasulahu bil huda wa dinil haq..

Pesta demokrasi usai sudah.. kotak suara rampung memutuskan pemimpinnya. Hari itu malaikat telah mengangkat pena, menjadi saksi akan sebuah amanah yang berhasil menemukan pundak baru untuk dipikul. 


Sebuah halaman anyar baru saja tersematkan, dalam buku catatan seorang mahasiswi jurusan bahasa. Ada yang menunggu di depan sana. Sesuatu yang wajib untuk ditunaikan, sesuatu yang bahkan langit dan bumi menolaknya karena takut akan mengkhianati. Namun, manusia memang bodoh, Ia malah menawarkan diri untuk memikulnya.


Astaghfirullah.. semoga diri yang lemah dan cetek ilmu ini bisa segera berbenah. Menjadi pribadi yang memegang janji. Mempertebal iman dan ilmu, dimana jika kehilangan salah satu diantaranya maka akan menjadi pincang. 


Sebetulnya ini bukanlah pilihan hidupnya, namun Allah sudah menuliskan namanya di Lauhul Mahfuz beberapa juta tahun silam. Dan inilah takdir hidup yang harus dilewati. Berat sungguh berat, menjadi sosok yang akan dinilai tindak tanduknya. Khawatir tidak mampu memikul amanah dan janji. Takut jika akan mendzolimi beberapa pihak. Tapi lagi-lagi laa yukalifullahu nafsan illa wusahaa


In syaa Allah seberat apapun itu jika Dia selalu mendampingi, maka semua akan terasa lebih ringan. Tidak peduli dengan celaan dan penolakan mereka , yang terpenting adalah Asal Allah Senang. Luruskan lagi niat yang sempat berbelok, kemudian isi ruhiyah sampai full (mendekatkan diri kepada Illahi). Rencana manusia memang baik namun rencana Allah laah yang paling baik. 


Bismillah.. in syaa Allah siap!

Shinta Larasati Widjanarko

Sabtu, 06 Desember 2014

baru



Bismillahirrahmanirrahim



“Jadi dengan berbagai pertimbangan, keputusan kami sudah  bulat ya dek. Harapan kami terkepal dalam genggaman tanganmu.. istikhoroh jangan lupa.. Allahu yuubariik fiik”


Sebuah pernyataan yang membuatnya bergetar.. Allah Allah Allah. Jeritan keras tertahan di guratan nadi meluap keluar bersama tetesan air mata. Allah.. kuyakin amanah tidak pernah salah pundak in syaa Allah, namun rasanya sungguh tertahan di tenggorokan. Sebuah kata yang ingin terlontar tetiba menyelundup masuk mengikuti alur rongga pencernaan. Hilang. Lenyap. Allahu.. lagi-lagi dia menguatkanku, menegakkan tulang belakang yang mulai bungkuk, merapikan hati yang sedang rapuh, menghidukan bara yang mulai padam serta memberi pelita rahmat ke sebuah lubang harapan.

Allahu.. Engkau Maha Baik, teruslah bantu aku untuk menyebrangi jembatan ini, sungguh kuingin kesana. Tempat dimana sungai-sungai mengalir dibawahnya. Tempat dimana tidak ada tua dan muda. Tempat dimana tidak ada perkataan yang sia-sia. Dan yang terpenting, tempat dimana aku bisa melihat serta bertemu denganMu. 

Allahu.. Engkau Maha Segalanya, tuntunlah kami untuk bisa melewati jalan setapak ini, jalan yang panjang nan terjal. Penuh liku dan ancaman. Tak apa yaRabb, sesulit apapun tak jadi masalah, karena kuyakin Engkau dekat.. dan mengabulkan segala permintaan.
Kuatkan ya Rabb kuatkan.. Lillah Fillah Billah in syaa Allah aamiin.

-Mampang Prapatan
21.17 WIB 

Shinta Larasati Widjanarko