Rabu, 15 Februari 2017

C A K R A W A L A

Bismillahirrahmanirrahim

Cakrawala terhampar mesra di pelupuk mata

Mendekap tubuh kaku nan gigil, seorang wanita tua 

“kesendirian ini  semakin mencekik tubuh rentaku” desah bibir mulus nun keriput

Lalu ia menoleh dengan payah, langit selatan, pheonix, dengan gagahnya,membentangkan sayap

Mendongak dengan lemah keatas, sirius dengan terangnya bertengger di leher canis major

Berputar ke arah sebaliknya,ia pun menemukan indahnya aldebaran yang dengan angkuh menempel di dahi taurus

“Jadi segala sesuatu diciptakan dengan temannya”

Gumam sang wanita

Oh,indahnya

Dibalik itu, semesta  bernama bimasakti memayungi kerlipan bintang yang disorotinya

Seperti debu awang awang,mengangkasa yang nikmatnya hanya dapat dilihat beberapa mata

Cakrawala,,sepi hening,,dan entah dimana pangkalnya

Apakah sang ummahat itu memandang sesuatu yang juga sedang memandangnya?

Alien?

Atau jangan-jangan, ia memandang konstelasi yang sama dengan takdir dunia akhiratnya?

Ow ow ow

“lalu,tetiba aku pun ingin. Mengajakmu pergi ke belahan dunia. Hanya berdua. Untuk menikmati 
alam indah kuasaNya.”

Cakrawala,entah dimana  dan kapan diriku bebas memandangimu dengan mata telanjang

Melihat aurora, bimasakti hingga andromeda

Itulah mengapa, aku tak pernah kecewa padamu,wahai cakrawala.

Meski malam ini kau pergi, aku percaya,walau tanpa janji. Esok hari kau kan hadir lagi.

Bersinar indah, dengan gagah, dan setia menemaniku di langit elok sana.

-Andromeda-
pdk labu
19.53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar