Bismillahirrahmanirrahim
Cakrawala terhampar mesra
di pelupuk mata
Mendekap tubuh kaku nan
gigil, seorang wanita tua
“kesendirian ini semakin mencekik tubuh rentaku” desah bibir
mulus nun keriput
Lalu ia menoleh dengan payah,
langit selatan, pheonix, dengan gagahnya,membentangkan sayap
Mendongak dengan lemah
keatas, sirius dengan terangnya bertengger di leher canis major
Berputar ke arah
sebaliknya,ia pun menemukan indahnya aldebaran yang dengan angkuh menempel di
dahi taurus
“Jadi segala sesuatu
diciptakan dengan temannya”
Gumam sang wanita
Oh,indahnya
Dibalik itu, semesta bernama bimasakti memayungi kerlipan bintang
yang disorotinya
Seperti debu awang
awang,mengangkasa yang nikmatnya hanya dapat dilihat beberapa mata
Cakrawala,,sepi hening,,dan
entah dimana pangkalnya
Apakah sang ummahat itu memandang sesuatu yang juga sedang memandangnya?
Alien?
Atau jangan-jangan, ia
memandang konstelasi yang sama dengan takdir dunia akhiratnya?
Ow ow ow
“lalu,tetiba aku pun
ingin. Mengajakmu pergi ke belahan dunia. Hanya berdua. Untuk menikmati
alam indah kuasaNya.”
alam indah kuasaNya.”
Cakrawala,entah
dimana dan kapan diriku bebas
memandangimu dengan mata telanjang
Melihat aurora, bimasakti
hingga andromeda
Itulah mengapa, aku tak
pernah kecewa padamu,wahai cakrawala.
Meski malam ini kau
pergi, aku percaya,walau tanpa janji. Esok hari kau kan hadir lagi.
Bersinar indah, dengan
gagah, dan setia menemaniku di langit elok sana.
-Andromeda-
pdk labu
19.53


Tidak ada komentar:
Posting Komentar