Selasa, 27 Mei 2014

Amati Taaruf Menikah by Hijab Alila



Bismillahirrahmanirrahim

Bonjour

Waktu sudah menunjukkan pukul 04.40 WIB dan aku masih berbaring di kasur yang seolah menarikku agar tidak bangun. Mungkin kelelahan, tapi aku harus bangun pagi hari ini. Aku mendaftarkan diri ke sebuah acara bertemakan cinta. Acara yang digagas oleh Hijab Alila berjudul ATM (Amati Ta’aruf Menikah) diadakan di gedung SMESCO UKM pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 06.30. Bukan karena tema-nya melainkan karena ilmunya :D. Aku langsung bangun, mandi, sholat, sarapan lalu berangkat ke tempat tujuan diantar oleh papah menaiki motor. Aku memang sudah janjian sebelumnya dengan Restu untuk sampai di TKP pukul 06.30, tapi ternyata Restu belum datang. 20 menit berlalu aku pun melihat Restu dari kejauhan, Alhamdulillah elle est arrivee. Masuk ke dalam gedung kami pun kebingungan karena tidak ada tanda-tanda diadakannya sebuah acara, karena didalamnya tidak ada petunjuk atau apapun. Alhamdulillah disitu ada banyak orang, jadi aku dan restu mengikuti kerumunan yang memakai jilbab panjang itu kayaknya sih mau ke ATM juga fikirku. Benar ternyata! Mereka menuju lantai 3 dan voila ternyata acara dilaksanakan di lantai 3. Kita harus registrasi ulang dahulu, Alhamdulillah antrian di loket 5(loket kami) tidak penuh sama sekali hanya ada sekitar 2-3 orang. Setelah itu kami pun menuju pintu dan menunggu sekitar 10 menit untuk masuk. Aku dan Restu berlari agar dapat duduk di barisan depan tapi sayang kurang gesit jadi harus mundur sedikit. Tak apalah setidaknya aku masih bisa melihat para pengisi acara. MC-nya bernama brilli agung, mungkin kalian pernah dengar karena beliau cukup eksis di twitter. Beliau juga seorang penulis buku Jangan Bodoh Mencari Jodoh. Sang MC pandai membawa suasana agar lebih santai dan tidak membosankan. Pembicara yang pertama adalah seorang ustadz yang sudah sangat terkenal dan memiliki ciri kepala botak dan mata yang sipit siapa lagi kalau bukan ustadz Felix Siauw :). Beliau bercerita tentang proses ketika kita sedang meng-amati. Dengan kata lain, dalam proses ini kita sedang memantaskan diri dan mencari. Seperti firman Allah dalam surah An-Nur ayat 26 “perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk perempuan-perempuan yang keji, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik.” Ma syaa Allah, sudah dijelaskan secara gamblang bahwa kalau kita menginginkan pasangan yang baik maka kita pun harus baik. Beliau memberi contoh kalau seandainya ada seorang laki-laki yang suka berkata keji dan kotor maka hanya perempuan yang suka berkata keji dan kotor pula yang akan menerima laki-laki tersebut. Contoh lain, kalau ada seseorang yang suka pergi ke club malam pasti akan menyukai orang-orang yang suka ke club juga. Hampir mustahil kalau ada yang suka menghabiskan waktu di klub malam sampai subuh menyukai pemuda masjid. Wong ketemu aja ngga pernah, kalaupun ketemu paling hanya papasan. Saat sang pemuda ingin ke masjid untuk menunaikan shalat subuh dan si perempuan baru pulang dari klub malam. Bagaimana bisa saling tertarik kalau begitu? Karena masing-masing memiliki pandangan sendiri. Tapi bukankah di Al-Qur’an juga ditulis kalau seorang Asiyah yang sholehah memiliki suami Fir’aun yang luar biasa kejamnya. Apakah ada pertentangan? Tidak. Firman Allah tidak mungkin salah, kita yang keliru menafsirkannya. Hal itu terjadi untuk menjadi pelajaran bagi kita semua ketika kita mengalami hal serupa. Dan kalau memang itu terjadi oleh orang-orang disekitar kita, kita bisa menjadikan itu sebagai ladang amal kita. Tetapi sesuai dengan yang Allah firmankan bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik begitu pula sebaliknya. Jadi tugas kita sekarang adalah memantaskan diri. Ada 4 kata yang disampaikan oleh sang Ustadz “Pantaskan diri, Berdakwah Illahi” ketika kita sudah berhasil memantaskan diri maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah berdakwah illahi. Apa itu? Berkumpullah dengan orang-orang sholeh/ah, karena itu ibarat memancing di kolam yang tepat. Ketika kita bergabung dengan lembaga-lembaga dakwah maka kita sedang memperluas jaringan kita. Jangan lupa berdakwah dengan niat karena Allah SWT, in syaa Allah langkah kita dimudahkan olehNya dalam mencari rekan hidup. Aamiin kira kira itu yang disampaikan oleh ustadz Felix
Pembicara kedua adalah Oki Setiana Dewi beserta sang suami Ory Vitrio. Masya Allah, pertama kali melihat mereka diri ini berdecak kagum. Mereka begitu serasi dengan tangan yang saling menggenggam seolah tidak ingin lepas. Mungkin salah satu keuntungan pacaran setelah menikah, segala-galanya begitu romantis karena cinta mereka diluapkan setelah menikah. Mba Oki bercerita banyak hal tentang kisah cinta nya. Ternyata Mas Ory sudah tertarik dengan Mba Oki sejak pertama kali melihat Mba Oki di film KCB. Bahkan Mas Ory sudah bergumam wah calon istri gue nih. Akhirnya Mas Ory mencari segala hal tentang Mba Oki melalui internet maupun buku-buku Oki Setiana Dewi. Setelah itu mereka pun berkenalan, dan Mas Ory langsung menemui ayah Mba Oki. Mba Oki heran dengan sang ayah, karena sebelumnya semua lelaki yang menemui  sang ayah selalu ditolak mentah-mentah tetapi dengan Mas Ory sang ayah langsung menerima. Mba Oki pun menjaga hati agar selalu netral karena dia berkata “jodoh saya adalah orang yang di sahkan oleh penghulu di akad nikah nanti, selama belum sah ikatan kita maka saya harus menetralkan perasaan saya” dan dengan izin Allah mereka pun menikah pada tanggal 12 Januari 2014. Masyaa Allah, mereka adalah salah satu wujud nyata pasangan yang saling mencintai karena ketaatan kepada Allah SWT. Mereka saling menjaga kesucian hati dan cinta mereka dengan tidak mendekati zina. Semoga mereka menjadi pasangan dunia akhirat dan melahirkan generasi-generasi yang islami Allahumma aamiin.
Pembicara ketiga adalah Teuku Wisnu. Ia bercerita tentang proses hijrahnya yang jatuh bangun selama hidupnya. Ia mengaku kalau Ia yang dulu sangat gemar ToMat alias Tobat lalu Maksiat. Ia merasa berdosa dengan perbuatannya itu karena ia belum bisa istiqomah. Ia mengaku sudah berkali-kali ia berusaha untuk bertobat namun ia kembali lagi kepada lembah hitam. Ternyata pergaulannya lah yang membuatnya selalu kembali ke lembah hitam. Namun Ia sekarang sudah berhijrah semenjak menikah, ia pun sedang berusaha agar membuat istrinya yang belum berhijab agar cepat berhijab. Kita doakan agar mereka berjodoh dunia akhirat dan mereka istqomah dalam ketaatan kepada Allah aamiin.
Pembicara terakhir adalah Yulia Rahman. Mba Yulia juga pada awalnya belum mengerti esensi dalam pernikahan. Banyak yang berkata kalau menikah adalah ibadah, namun ibadah seperti apakah yang dimaksud? Beliau belum paham pada saat itu. Yang beliau cari adalah kebahagiaan bersama pasangan dan rasa ingin memiliki seutuhnya. Beliau lupa kalau segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah milik ALLAH SWT semata bahkan juga suaminya. Akhirnya Qadarullah, Allah memisahkan beliau dengan suaminya. Beliau mulai menemukan Tuhannya setelah sekian lama tenggelam bersama dunia. Beliau mulai ikhlas dan bersabar dengan ketetapan dari Allah, dan lebih mengutamakan cinta dariNya dibanding cinta dari makhlukNya. Ketika kita mencari pasangan hidup alias suami sesungguhnya kita sedang mencari mitra taat, taat kepada Allah dan Rasulnya. Ya memang itulah yang dikatakan menikah adalah ibadah selain sebagai setengah kesempurnaan agama juga sebagai mitra taat. Maka menikahlah bagi kalian yang sudah siap secara lahir maupun batin. Menikahlah karena Allah SWT 

Semoga Bermanfaat
Shinta Larasati Widjanarko

Minggu, 11 Mei 2014

Ingatkan aku



Bismilahirrahmanirrahim

Bonjour

Kawan, hari ini aku berbeda. Aku tidak sama dengan diriku satu bulan yang lalu, satu minggu yang lalu, bahkan satu hari yang lalu. Kawan, ingatkan aku untuk selalu berubah. Berubah menujuNya, menuju ampunanNya, menuju ridhoNya, menuju cintaNya. Kawan, aku pernah berbuat salah ya itu betul. Memang apa yang kau harapkan dari seorang gadis 18 tahun ini? Kesempurnaan? Tidak, tidak akan pernah kau dapatkan kesempurnaan dalam diriku. Tanpa dosa? Lalu jika kau bertanya perihal masa laluku, apakah aku bisa menjawab kalau aku adalah manusia tanpa dosa? Rasul SAW bersabda, “setiap manusia adalah pendosa dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat dari dosanya.” Manusia memang tempat khilaf dan salah, tetapi manusia juga berkewajiban untuk bertaubat dari dosanya itu. Benar kawan, aku memiliki dosa sama seperti dirimu. Tetapi aku ingin dan berharap agar Allah SWT mengampuni dosa-dosaku. Oleh karena itu kawan, ingatkan aku untuk selalu berubah, berubah menjadi insan yang jauh lebih baik dibandingkan masa lalu. 

Kawan, sekarang aku tahu dan sadar. Kalau apa yang ada di dalam fikiranku akan hilang seiring waktu. Memori itu akan terhapus, dan ingatan itu akan lenyap. Maka ingatkan aku kawan, untuk selalu menulis. Menulis segala hal yang sedang aku fikirkan dan aku rasakan. Karena bisa jadi itu bermanfaat bagi diri sendiri bahkan orang lain in syaa Allah. Coba lihat orang-orang hebat di dunia ini, apa yang membuat ‘Aidh Al-Qarni begitu dikenal di dunia? Imam al-Ghazali yang namanya sering disebut-sebut? Ternyata tulisan, ya tulisan. Karya mereka sangat bermanfaat, apalagi tulisan mereka berhubungan dengan agama Allah. Ketika para pembaca membaca karya-karya mereka maka ilmu agama pun bertambah in syaa Allah. Bukankah itu sama saja dengan bermanfaat bagi orang lain? Aku pun ingin seperti itu kawan. Maka menulislah, tetapi menulis hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Doakan aku kawan, agar selalu mendapat ilmu dan petunjukNya, dengan begitu aku tetap bisa menulis. In syaa Allah.

Semoga bermanfaat
Shinta Larasati Widjanarko

Sabtu, 10 Mei 2014

sans titre



Bismilahirrahmanirrahim
Bonjour
Setelah sekian lama tidak menulis di blog ini, rasanya seperti ada yang terabaikan. Mungkin  mulai sekarang aku akan lebih meluangkan waktu lagi demi mengisi dan membagi berbagai hal disekitarku lewat blog ini. Sebetulnya, ada banyak sekali hal yang ingin kuceritakan, sayangnya aku sudah lupa. Hiks.

Alhamdulillah sudah H-51 kita menuju bulan penuh rahmat, penuh berkah, dan penuh ampunan. Ma syaa Allah. Tidak tahu apakah masih diberi umur panjang untuk menemui bulan tersebut atau tidak, semoga masih Allahumma aamiin. Yang jelas, sekarang kita berada di bulan Rajab. Bulan dimana diharamkannya terjadi pertumpahan darah atau peperangan. Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Rajab adalah bulan Allah; Sya’ban adalah bulanku; dan Ramadhan adalah bulan umatku.” Di bulan ini juga, kita tidak boleh melakukan perbuatan dosa, karena segala perbuatan dosa yang dilakukan di bulan ini akan dilipat gandakan oleh Allah. Na’udzubillah 

Dari mana aku tahu keutamaan bulan Rajab ini? Salah satunya dari mentoring dengan kak Milka, kakak mentorku yang baik hatinya dan lembut perangainya. Aku ikut mentoring sudah hampir 10 bulan, ma syaa Allah. Sangat tidak terasa ya, waktu berlalu begitu cepat. Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya di entry lamaku, aku yang dulu bukan aku yang sekarang. Aku yang dulu, belum mengenal apa itu mentoring, apa itu mentor, apa itu mentee, dan apa itu ukhuwah. Imanku sudah tidur terlalu lama, alhamdulillah di ‘bangun’kan oleh Allah sekarang ini. Ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di Universitas Negeri Jakarta, aku belum tahu tujuanku berada di tempat ini. Mungkin hanya menuntut ilmu, lalu lulus dengan nilai yang tingi. Ya, sebatas itu. Hari pertama aku memulai perkuliahan, fikiranku masih sederhana, lulus dalam waktu 4 tahun dan sukses seperti kakak-kakak kelas yang membagi cerita keberhasilan dalam hidupnya. Hari pertama perkuliahan, kita menyebutnya KuPer alias Kuliah Perdana. Hari itu kita semua berkumpul di aula UPT Perpustakaan sembari mendengarkan kisah-kisah sukses para alumni dari Jurusan Bahasa Prancis. Ada yang sudah bekerja di Prancis, ada yang bekerja di kepolisian, bahkan ada yang memutuskan untuk tinggal di Prancis. Dalam hati aku berkata, apa perbedaanku dengan mereka? Bukankah kami sama sama mengkonsumsi nasi? Bukankah kami memiliki Tuhan yang sama yaitu Allah SWT? Lalu apa yang membedakanku dengan mereka? Nah ternyata, perjalanan yang mereka lalui tidak semudah yang kubayangkan. Lika-liku kehidupan bersama asam garamnya sudah mereka cicipi. Ternyata mereka mendapatkan itu semua dengan kerja keras, tidak ada yang gratis di dunia ini. Begitu kata salah seorang dosen Bahasa Prancis. Niat, usaha, kemauan, kerja keras, dan tawakkal kepada Allah. Menurutku itu semua yang dibutuhkan, karena “keberhasilan adalah 99% usaha dan 1% kecerdasan” begitu kata salah seorang ilmuwan yang namanya sudah mendunia. Lalu aku menambah main goal  ku, yaitu bisa pergi ke Prancis aamiin.

Hari demi hari berlalu, Alhamdulillah aku bisa berkesempatan bertemu sekaligus berkenalan dengan “orang-orang langit” ya mereka menyebutnya begitu. Mereka adalah pasa aktivis dakwah yang ma syaa Allah ketika bertemu, berjabat tangan, dan mengobrol dengan mereka, aku selalu kagum dengan ucapan-ucapan mereka. Ucapan mereka selalu mengandung makna, dan selalu mengingatkanku dengan Sang Pencipta. Ya Allah, waktu yang mereka gunakan di kampus bukan hanya sekedar menuntut ilmu akademik, namun juga ilmu akhirat yang jauh lebih penting. Mereka berdakwah dengan jiwa dan raga mereka, tidak ada yang mereka harapkan dari manusia. Mereka hanya berdakwah karena Allah in syaa Allah, imbalan yang mereka inginkan bukanlah popularitas, uang atau apapun melainkan ridho Allah SWT. Aku sangat bahagia bisa berkenalan dengan mereka semua, senyum mereka yang hangat, ucapan yang menenangkan, dan nasihat yang memotivasi. Semua ucapan mereka selalu mengingatkanku lagi dan lagi kepada Allah SWT. Alhamdulillah terimakasih ya Allah, terimakasih atas Qadarullah yang tak pernah kuduga ini. Tanpa kusadari main goal ku saat ini pun bertambah, yaitu bekerja. Bekerja di jalan Allah bersama mereka semua in syaa Allah. Aku belum pantas memang, tapi pilihanku adalah memantaskan diri, bukan mundur. Aku tahu ini semua ketetapanNya, dan aku percaya Dia lebih mengenalku dibanding diriku sendiri, karena Dia-lah yang menciptakanku. Dari yang belum ada sama sekali menjadi ada.  Semoga Engkau mudahkan ya Rabb, semoga Engkau luruskan selalu niat dalam hati, dan semoga Engkau kokohkan kami untuk selalu membela agamaMu hingga malaikat menjemput nanti Allahumma aamiin. Allahu a’lam bisshawab

Bismillah..
10 mei 2014

Semoga Bermanfaat
 Shinta Larasati Widjanarko