Kamis, 31 Desember 2015

Renungan

Bismillahirrahmanirrahim

Tak ada yang berbeda, kemarin, esok, lusa, bahkan hari ini. Jika sebagian orang riuh dengan kembang apinya, biarkan diriku berhujat kepada hawa nafsu. Jika yang lain mempersiapkan ‘party’ hura-huranya, izinkan aku mengutuk diri atas kelalaian selama ini. Jika separuh masyarakat di belahan dunia ini sedang menunggu beralihnya kalender masehi, cukuplah bagi diriku menata dan berkaca perihal berbagai hal yang terjadi dalam hidupku. Orang berkata, “ngga usah sok suci lo shin”, maaf, namun,izinkan aku menjadi hamba yang kalian sebut sok suci ketimbang sok fasik, sok kafir, atau sok membangkang.  Astaghfirullah. Hari ini, banyak manusia lupa akan tujuan utama ruh ditiup memasukki raga melalui kuasaNya. Terkadang, dunia yang dicipta seindah pengantin melalaikan fokus utama makhluk yang dicipta dengan rupa yang sempurna ini. Memang, berbicara perihal keistiqomahan berarti berbicara mengenai ikhtiar dan keikhlasan yang tinggi derajatnya. Manusia bukanlah makhluk makhsum yang terjaga dari dosa, namun apa salahnya jika setiap hari selalu berusaha menampar diri yang hina ini dengan tadzkiroh yang dicipta oleh tangan sendiri. Kelak, segala organ tubuh akan ditanya gerangan apa yang terjadi selama hidupnya. Diriku tersadar, terlalu banyak dosa yang ditimbulkan oleh mata, hati, bahkan bibir. Oleh karenanya, aku ingin selalu menulis mengenai hal ini agar kelak ketika aku berbuat dosa atas hal yang tak kusadari, aku langsung tertampar oleh akad yang kutulis dalam blog ini. Agar suatu hari, ketika tangan, kaki, dan mata saling berdebat memusuhi, aku memiliki tangan yang selalu membela.

Dewasa ini, tidak sedikit umat muslim melakukan hal yang bertentangan dengan syariat islam. Merayakan tahun baru masehi salah satunya. Jika hari ini kau mengeluh mengapa islam banyak sekali aturannya. Tanyakan pada dirimu, tanyakanlah, apa saja yang telah kau lakukan dalam hidupmu hingga merasa terbebani dengan apa yang sudah ditetapkan Allah SWT. Sudahkah kau tahu faedah nan fadhilah atas syari’ah islam yang tertuang dalam al furqon dan as-sunnah? Jika membaca alif lam mim saja masih terbata, mengapa dengan zholimnya mengatakan islam mencekik manusia dengan rumitnya peraturan dalam beragama. Betapa sedihnya aku mengetahui semua hal ini, ketika muslim ingin dekat dengan agamanya malah dituduh ekstrimis, radikalis, serta fundamentalis. Betapa ceteknya ilmu orang-orang yang kerjanya hanya menuduh, serta memfitnah dengan keji ini. Satu hal yang kutahu pasti, kebathilan serta kebaikkan senantiasa menjadi musuh abadi. Jika bertemu dalam riak kehidupan, menimbulkan gelombang dan ombak yang mengejutkan.

Namun, untuk itulah kita hidup di dunia ini. Menjadi khalifah fil ardh, menyebarkan agama Allah dengan syariat yang ditetapkan, serta berjalan menuju keabadian hakiki, jannah. Tetaplah berdakwah, dengan keikhlasan dan ilmu pengetahuan. Allah semoga Kau mudahkan, semoga Kau berkenan.

SLW
Pondok Labu

20.07

Rabu, 30 Desember 2015

kepada....

Bismillahirrahmanirrahim

Kepada pasir yang selalu berbisik, meminta penghidupan kepada semilirnya angin gurun

Kepada bola mata yang terpejam saat malam jatuh, memaksa raga untuk terjaga hingga fajar bertamu

Kepada bumi yang detiknya terhempas membersamai satelit, tak pernah dengan sengaja meminta ganymede untuk menggantikan sang luna

Kepada bimasakti yang indah karena keberjama’ahan bintangnya, sedikitpun tak pernah gentar nan khawatir atas si lubang hitam yang setiap saat menganga

Kepadamu disana, aku sedang diskusi dengan waktu, 

Kuharap kau juga sedang bernego dengan hawa nafsu

Jangan sampai, 

Ridho serta berkahNya melesat dengan cepat enggan menghampiri kita

SLW
Pondok Labu
18.55


Senin, 21 Desember 2015

ingin menulis

Bismillahirrahmanirrahim

Aku ingin menulis, ingin sekali namun kepalaku menolak kehendak ini
Aku tak tahu apa yang ‘kan ku tulis
Hanya ingin menulis
Karena dengan hal ini aku dapat melegakan hati,jiwa, dan fikiran
Aku ingin menulis, karena berbicara pada manusia itu melelahkan
Mereka bertanya mengapa, bukan karena peduli namun karena ingin tahu kenyataan tersembunyi
Aku ingin menulis, karena lingkungan sekitar tak peduli lagi
Menerka, mencaci,memaki tanpa tahu fakta yang terjadi
Aku ingin menulis, sebuah nama yang selamanya selalu ada di dalam hati
Tak ingin mengkhianati pun mendahului
Karena prinsip dalam suci harga mati
Aku hanya ingin menulis, sebab mulut tak lagi dapat terbuka
Telinga sudah disumbat dan mata sudah lekat
Ingin menulis, agar abadi
Meski raga tergerogoti..

SLW
23.05
Pondok Labu