Bismillahirrahmanirrahim
Sudah terlalu banyak nikmat dan
karunia dari Allah yang ku dustai
Sudah terlalu lama diri ini
bermanja dalam gelimang maksiat dan selalu berpura tak tahu dosa
Sudah terlalu lama jiwa ini tak
terasup lantunan dzikr yang tentram dan mendinginkan amarah yang membara
Irhamna ya Allah..
Jika berbicara mengenai
kesabaran, siapakah diriku kalau disandingkan dengan nabi ayyub a.s beliau
ditempa sedemikian rupa. Diuji melalui 4 tahap pengujian, yaitu di tinggal mati
hewan ternak, perkebunan, putra-putri, diberi penyakit menjijikkan bahkan harus
ditinggal istri. Dan kalimat satu-satunya yang terlantun dari bibirnya adalah pujian
untuk Allah “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua yang penyayang.” QS Al Anbiya :
83-84
Jika berbicara mengenai keta’atan,
siapakah diriku kalau disandingkan dengan nabi Sulaiman, yang bahkan keta’atannya
di abadikan di dalam qur’an “ (Sulaiman adalah) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya
dia amat taat (kepada Tuhannya).” QS Shaad : 30
Faghfirlii ya robbi
Jika berbicara mengenai keyakinan
dalam membela islam, siapakah diriku jika disandingkan dengan salah satu
sahabat Rasul, sa’ad bin abi waqqash yang memiliki ikrar paling mantap ketika
memperkenalkan diri “Aku adalah orang ketiga yang memeluk islam, dan orang
peertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah.” Bahkan ketika orang yang
paling dicintainya pun mengemis dengan sangat agar sa’ad melepaskan
keislamannya, dengan penuh keyakinan sa’ad berujar “Wahai Ibunda, wallahi,
seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan
pernah mau meninggalkan agamaku selamanya!”
Jika berbicara mengenai
kesempurnaan, siapakah diriku kalau disandingkan dengan manusia terbaik
sepanjang masa. Rasulullah SAW. Wahai baginda Rasul, sesungguhnya diri ini
sangat rindu ingin bertemu denganmu. Menyapamu dan kemudian bersua denganmu. Ingin
sekali rasanya belajar mengenai kesabaran dan kelapangan jiwa. Karena diri yang
faqir dan dhoif ini rasanya cengeng sekali. Baru dihadapkan pada perkara
sepele, rasanya sudah seperti ditempa musibah berkali-kali. Sedangkan dikau ya
Rasul, bahkan sudah keluar 3 macam air dari dirimu, air mata, darah, dan
keringat. Bahkan ketika kau hampir saja ditebas oleh pedang ketika sholat,
ketika kau di caci maki wanita yahudi, ketika kau di fitnah dan di lempari
dengan kotoran. Tak ada suatu hal pun yang keluar dari mulutmu melainkan sebuah
kebaikan. Aku rindu padamu wahai baginda Rasul.
Maka hari ini, tempaan dan ujian
yang dihadapkanNya padaku semata-mata bukan untuk menghinakan. Kuyakin, ini
adalah nikmat terbesar dariNya. Agar kubisa naik tingkat, agar kupantas disebut
hamba yang beriman. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal. Allah, Kau Maha baik, cukup
bagiku sandaran dariMu.
SLW
pondok labu
11.30