Minggu, 28 September 2014

Persaudaraan itu ukhuwah


Bismillahirrahmanirrahim
 
Di sabtu pagi yang sejuk itu aku terbangun, terbangun karena suara ayam yang terus menerus berkokok seperti sedang mengisyaratkan sesuatu. Ah aku teringat, hari itu aku harus datang ke kampus untuk ikut roadshow LDK - LDF – LSO se UNJ. Sebetulnya aku berniat untuk tidak datang, karena aku baru saja pulang dari Bandung dan sampai di rumah pukul 11.00 malam, bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk menuntaskan proker Studi Banding yang diadakan di UPI Bandung. Tetapi Qadarullah, Allah memberangkatkan hati dan raga ku untuk tetap datang. Wah masyaa Allah banyak sekali MaBa di Gedung Serba Guna itu, sebagian dari kami memakai pakaian hijau putih bertuliskan mentoring squad, dan sebagian lainnya memakai pakaian bebas kecuali para mas’ul. Mereka memakai pakaian putih lengkap dengan peci atau sorban yang dililit di leher. Kami pun masuk ke dalam GSG satu persatu dengan langkah yang cepat atau berlari. Wih keren, aku bahagia sekali bisa berjalan bersama mereka dalam satu barisan, ya barisan lembaga dakwah. Kami pun mendengarkan pembacaan puisi tentang Palestina oleh tiap-tiap mas’ul LDF, dihadapan ribuan MaBa UNJ 2014.
Masya Allah, indah sekali ya ukhuwah.




Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(QS. Ali Imran: 7)

Tetapi bukan itu yang akan kubicarakan kali ini. Setelah acara selesai, aku pun memutuskan untuk pulang. Tepat di halte Dukuh Atas 2 ketika aku sedang menunggu TJ jurusan Ragunan, seorang akhwat berkerudung panjang dan lebar menegurku “assalamualaykum mba..” aku menengok dulu sebentar setelah itu kujawab salamnya “wa’alaykumussalam..” wah itu kan akhwat yang duduk diseberangku saat aku di TJ arah pulo  gadung-dukuh atas. “anak UNJ ya mba?” “iyaa, mba juga ya?” dengan sedikit kebingungan aku respon pertanyaannya sembari bergumam darimana dia tahu kalau aku anak UNJ. “iya, saya juga UNJ. Tadi ikut roadshow LDK ya?” “wah iya mba, hehe jurusan apa mba?” “saya biologi mba, mba sendiri apa?” “saya bahasa Prancis :)” 

Tanpa sadar Bus TJ arah ragunan sudah datang maka kami sama-sama melangkah ke dalam TJ dan duduk berdampingan. Obrolan pun sudah pasti kami lanjutkan :D banyak sekali hal yang kami bicarakan dalam perjalanan. Masyaa Allah, hanya karena saya memakai kaos mentoring squad, saya bisa berkenalan dengan saudari seiman di halte TJ. Dia sendiri adalah seorang akhwat jurusan Biologi 2011 yang datang ke kampus dihari Sabtu untuk liqo. Rumahnya ternyata tak jauh dari rumahku, dan riwayat sekolahnya pun ternyata merupakan sekolah yang dulu aku idam-idamkan. Dia dahulu bersekolah di sekolah unggulan, aku kagum sekali dengan kakak yang satu ini. Teduh parasnya, renyah senyumnya serta hangat sekali sapaannya. Kami pun sampai di penghujung pertemuan, ia naik angkot m20 sedangkan aku naik 61. Ila liqo kak :) senang sekali bisa mengenalmu. 

Ternyata benar, ukhuwah itu sudah ada dalam diri tiap-tiap muslim, karena... iman inilah yang mempersatukan kami dalam sebuah ukhuwah.. semoga tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat nanti aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Shinta Larasati Widjanarko

Minggu, 07 September 2014

status



Bismillahirrahmanirrahim

Pernahkah mendengar pernyataan seperti ini? 

“ngapain sih berhijab? Nanti susah dapet kerja lho”. 

“cie sekarang udah berhijab ya? Yaelah gausah sok alim kali, kelakuan lo juga sama aja kaya yang lain.”

“hijab? Nanti dulu deh, ngerasa belom pantes. Mending gue hijabin hati dulu aja.”

“neng, kerudung lo panjang amat kaya taplak meja. Gausah lebay gitu kali.” 

“ih penampilan lo tua banget pake kerudung panjang gitu, naikkin dikit kek? Gausah panjang-panjang keleus kan jadinya ga modis.”

“mba ga pernah baca buku fashion ya? Penampilannya out of date banget.”

“gausah islami-islami banget kali jadi orang.”

Pernyataan diatas tidak dimaksudkan untuk menyindir seseorang atau pihak  tertentu. Hanya saja pernyataan itu  pernah saya serta orang-orang sekitar saya alami. Sudah merupakan sunatullah kalau umat muslim di dunia akan menjadi umat yang ter’asing’. Sesuai dengan sabda Rasul SAW

“Islam datang dalam keadaan terasing, dan akan kembali dalam keadaan terasing pula.”

Maksudnya, umat muslim yang tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunnah di akhir zaman akan menjadi terasing karena dianggap berbeda diantara umat manusia yang lainnya. Membaca Qur’anul karim di bus di anggap aneh. Sering mengunjungi masjid untuk shalat berjamaah di anggap teroris. Berpakaian yang syar’i pun tak jarang di pandang sebelah mata bagi sebagian orang. Astaghfirullah, tetapi itulah yang terjadi saat ini. Padahal, shalat 5 waktu berjamaah di masjid tidak membuatmu menjadi orang yang religius, shalat 5 waktu hanya membuatmu menjadi seorang muslim. Memakai kerudung panjang dan pakaian syar’i tidak membuatmu menjadi orang yang sok alim, itu hanya menunjukkan bahwa kau adalah seorang hamba yang ingin ta’at kepada Tuhan Semesta Alam. Membaca Al-Qur’anul kariim tidak membuatmu menjadi orang yang paling suci, itu hanya menunjukkan bahwa kau adalah seorang hamba yang butuh petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Seorang kakak kelas pernah melontarkan sebuah pernyataan kepada saya, dan dia adalah seorang laki-laki. “gausah islami-islami banget lah jadi orang.” Islami? Saya tidak sedang menjadi orang yang islami, saya hanya sedang berislam. Karena saya adalah seorang muslimah. Lalu kalau tidak berislam, apa yang harus saya lakukan? toh agama saya islam. Hehe lucu sekali ya, orang islam tetapi tidak boleh melakukan apa yang di perintahkan oleh islam. Logikanya begini, ketika masuk ke dalam suatu lembaga atau organisasi. Maka secara tidak langsung, kita kan sudah terikat dengan apa yang ada di dalamnya. Kita harus menaati segala peraturan yang telah dibuat, dan kalau di langgar ada konsekwensinya. Begitu pula dengan agama. Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘alamin. Bukan hanya hal besar yang diatur, hal-hal kecil seperti makan dan tidur pun ada aturannya. Masyaa Allah betapa sempurnanya Dien ini. Dan aturan yang dibuat pun sudah pasti sesuai dengan fitrah dan kepentingan manusia itu sendiri. Bagaimana tidak, kan yang membuat peraturan itu Allah SWT, Pencipta kita. Ia yang lebih mengetahui kekurangan dan kebutuhan kita sebagai manusia. Memakai hijab membuat susah mendapat pekerjaan? Mana mungkin?! kan yang nyuruh berhijab Allah, dan yang punya rezeki juga Allah, justru in syaa Allah bakal dipermudah jalannya serta dapat berkah aamiin. Memakai hijab panjang bikin susah dapet jodoh? Beh kata siapa? Justru lelaki shaleh pasti menyukai wanita shaliha, dan salah satu ciri wanita shalihah adalah memakai pakaian syar’i sebagai bentuk ketaatan pada Rabbnya. Memakai pakaian syar’i membuat penampilan out of date? Lha ?pakaian paling modern itu yang paling tertutup kali. Dan yang terpenting di hadapan Allah wanita cantik dan shaleha itu memakai pakaian syar’i :).
Maka sebenarnya, tidak membutuhkan status sebagai bu haji, ustadzah, atau orang alim untuk melakukan amalan-amalan shalih. Cukup dengan iman dan islam yang kau miliki, tegakkanlah shalat 5 waktu berjamaah di masjid(khusus ikhwan) akhwat lebih baik di rumah, bacalah Al-Qur’anul kariim minimal setiap selesai mendirikan shalat, kenakanlah pakaian syar’i yang telah Allah perintahkan, serta berakhlak yang baik sesuai dengan yang Rasulullah contohkan. Itulah yang membuatmu menjadi seorang muslim :). Allahu ta’ala a’lam bisshowab
#NTMS Bismillah

Semoga Bermanfaat
Shinta Larasati Widjanarko